Untuk lesi inflamasi dan eritema, pengobatan awal yang direkomendasikan adalah metronidazol topikal atau asam azelaic.
Brimonidin sekali sehari, agonis reseptor alfa-adrenergik topikal, efektif dalam mengurangi eritema.
Rosasea papulopustular dapat diobati dengan terapi sistemik termasuk tetrasiklin, paling sering doksisiklin dosis subantimikroba.
Rosacea phymatous diobati terutama dengan laser atau terapi berbasis cahaya.
Rosasea okular ditangani dengan kebersihan kelopak mata, siklosporin topikal, dan antibiotik topikal atau sistemik.
Penting diingat, jika ditangani dengan tepat untuk rosacea, kemerahan yang terjadi bisa menjadi permanen.
Baca Juga: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 Bisa Terjadi Desember, Saat Ini Memang Tengah Melandai
Penyebab lain dari kemerahan permanen adalah terlihatnya pembuluh darah di wajah.
Karenanya segera konsultasikan dengan dokter kulit jika gejala rosacea muncul.
Dokter kulit dapat membuat rencana perawatan yang mencakup satu atau lebih hal berikut, dikutip dari American Academy of Dermatology Association pada artikel ilmiah 'Rosacea treatment: How to treat the redness':
* Perlindungan matahari
Ketahuilah, sinar matahari adalah penyebab utama rosacea flare-up, yang menyebabkan kemerahan.
Baca Juga: Penyakit Kulit Rosacea ada 4 Jenis, Ini Perbedaannya dengan Jerawat