GridHEALTH.id - Komplikasi kaki diabetes adalah momok menakutkan bagi penyandang diabetes.
Sebab risiko yang harus dihadapi adalah amputasi.
Tindakan medis amputasi ini diambil tidak lain untuk menyelamtkan nyawa penyandang diabetes akibat komplikasi kaki diabetes yang dialaminya.
Baca Juga: Resep Air Putih Membantu Meringankan Masalah Asam Urat yang Kambuh
Untuk diketahui, pada 2012 saja angka amputasi akibat komplikasi kaki diabetes di RS Ciptomangunkusumo (RSCM), menurut Dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD, sekitar 15-25 persen.
"Itu meliputi amputasi minor yang mengenai jari-jari atau telapak kaki, dan amputasi mayor, yaitu sampai ke area bawah lutut," ungkap Kadiv. Metabolik Endokrinologi Dept. IPD FKUI-RSCM ini, saat temu media di Jakarta.
Sementara angka reamputasi, dari sekitar 200 pasien, 60 persennya menjalani reamputasi dalam dua tahun.
Untuk diketahui, komplikasi kaki diabetes yang berujung pada amputasi terjadi akibat gula darah tidak terkontrol dalam jangka panjang.
Baca Juga: Jus Lemon Sebagai Perawatan Kecantikan, Bisa Membuat Kulit Seperti Terbakar
Sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan saraf (neuropati diabetik), serta masalah pembuluh darah.
Seperti halnya yang terjadi di pembuluh darah jantung, pembuluh darah di kaki juga bisa mengalami sumbatan sehingga suplai oksigen berkurang.
Akibatnya terjadi aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), yang selanjutnya menyebabkan jaringan di bawahnya tidak mendapat oksigen dan rusak.
Akibat gangguan aliran darah tersebut, kaki mudah infeksi atau dikenal dengan penyakit pembuluh darah perifer atau PAD (Peripheral Arterial Disease).
Baca Juga: Sakit Saat Buang Air Kecil Jangan Sepelekan, Bisa Jadi Gejala 4 Penyakit Serius Ini
PAD, hipertensi, dan merokok, dikatakan Dr. Yunir sebagai faktor risiko untuk reamputasi.
Nah, pada kasus tertentu, untuk menghindari amputasi, ada cara yang bisa dilakukan secara medis.
Membuka sumbatan pada pembuluh darah di kaki ini ada pilihan terapi, yaitu ballooning, yang bisa dilanjutkan pemasangan stent atau ring (cincin).
Metode tersebut dapat menyelamatkan kaki dari ancaman amputasi.
Baca Juga: 4 Manfaat Avokad untuk Kesehatan Rambut, Berkilau dan Lembut Sepanjang Hari
Walau demikian, tidak menutup kemungkinan bisa saja ada bagian, di mana jaringan tidak bisa dipertahankan lagi, misalnya jari kaki, yang tetap harus dibuang.
Untuk angka keberhasilan intervensi endovaskuler ini di RSCM berkisar 70 persen.
"Dari 40 pasien kaki diabetik yang menjalani intervensi endovaskuler atau ballooning tadi, sekitar 30 persen berhasil dan lainnya harus amputasi karena mengalami sumbatan lagi," jelas Dr. Yunir.
Sumbatan yang terjadi setelah pemasangan stent tersebut sebetulnya dapat dihindari jika penyandang diabetes patuh mengonsumsi obat anti pembekuan darah, serta menjalani pola hidup sehat bagi pengidap diabetes.
Baca Juga: Campuran 3 Bahan Alami Murah Meriah Untuk Wajah Putih Bercahaya Bebas Jerawat
Seperti, pengaturan makanan, olah raga, dan edukasi.
Ditambahkan oleh Dr. dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD, menjaga HbA1c di bawah angka 7, atau mengurangi 1 saja bisa menurunkan angka amputasi sampai 43 persen.
"Misalnya HbA1c 9 diturunkan menjadi 8. Kalau bisa dikurangi di bawah 7 akan lebih bagus lagi," jelas Kepala Dept. IPD FKUI-RSCM ini.
Baca Juga: Ada 5 Pelonggaran PPKM yang Diperpanjang HIngga 4 Oktober, Luhut; Bukan Untuk Dirayakan
Diharapkan, tentunya bila orang sudah mengidap diabetes, tetap terhindar dari komplikasi serta dampak lebih lanjut.
Supaya pengidap diabetes tetap sehat Dr. Yunir menganjurkan untuk mencari pengetahuan sebanyak mungkin tentang diabetes (edukasi), menganut diet sehat, olah raga teratur, patuh minum obat atau menggunakan insulin bila diperlukan, melakukan kebiasaan sehat seperti memeriksa kondisi kaki, juga kontrol ke dokter secara berkala.
Jangan lupa kontrol gula darah setiap hari, dan perhatikan makanan dna minumannya.(*)
Artikel ini telah publish di nakita.id dan Tabloid Nakita, dengan judul; KAKI DIABETIK BISA DIBALON DAN PASANG STENT