Find Us On Social Media :

Balita 3 Tahun Ini Jadi Penyandang Diabetes Tipe 2 Termuda, Sekarang Sembuh, Pola Makan Keluarganya Buruk

Balita perempuan usia 3 tahun, menjadi penyandang diabetes tipe 2 termuda.

GridHEALTH.id - Pola makan adalah salah satu kunci kesehatan utama.

Seseorang, atau bahakan keluarga, dengan pola makan buruk, maka status kesehatannya rentan atau rawan tidak sehat, rawan terinfeksi penyakit menular, rawan mengalami penyakit tidak menular.

Salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh mereka yang mempunyai pola makan yang buruk adalah diabetes tipe 2.

Baca Juga: Setiap Tahun Polusi Udara Membunuh 7 Juta Manusia, WHO Beri Peringatan

Diabetes tipe-2 kebanyakan disandang orang dewasa dengan usia 35 tahun ke atas.

Mereka yang mengalaminya umumnya pola hidupnya kacau, pola makannya buruk.

Saat ini diabetes tipe 2 sudah banyak diidap oleh anak-anak. Penyebabnya karena dua hal di aras. Pola makan buruk, banyak makan makanan dan minuman mengandung gula tinggi, dan pola hidupnya rebahan, alias jauh lebih banyak kegiatan pasifnya daripada yang aktif secara fisik.

Olahraga, bisa dibilang tidak pernah dilakukan.

Nah, hal itu dialami oleh seorang balita bersusia 3 tahun.

Baca Juga: Ejakulasi di Anus Buang Air Besar di Alat Kelamin, Pria Ini Alami Kondisi Medis Aneh

Karenanya balita satu ini sempat memegang rekor sebagai balita termuda penyandang diabetes tipe 2.

Gejala yang dialami oleh balita tersebut adalah sering buang air kecil dan sering merasa haus.

Balita dengan berat badan 34 kilogram ini memiliki orangtua yang obesitas, tetapi tidak punya riwayat diabetes.

Kasusnya ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Association for the Study of diabetes di Stockholm, Swedia. Dalam sebuah presentasi disebutkan, balita yang tidak disebutkan namanya ini memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi 5 persen dibanding anak seusianya.

Baca Juga: Gejala dan Penanganan Diabetes pada Kehamilan, yang Dampaknya Menyeramkan

Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah Puasa yang tinggi, tetapi hasil pemeriksaan antibodi untuk diabetes tipe 1 ternyata negatif.

Didapat juga keterangan keluarga balita tersebut memang memiliki pola makan yang buruk, banyak mengasup kalori dan juga lemak. Setelah si balita menjalani pemeriksaan medis, hasilnya menunjukan ia menderita diabetes tipe 2.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Pertama Muncul di Amerika Serikat Bukan di Wuhan

Untuk itu dokter memberikan obat diabetes metformin dalam bentuk cair.

Kedua orangtuanya juga diberi edukasi mengenai penyakit diabetes dan pentingnya mengubah pola makan.

Tentunya si balita tersebut pun dibuatkan program meningkatkan aktivitas fisik. Sekitar 6 bulan kemudian, balita berjenis kemalin perempuan itu berhasil menurunkan 25 persen berat badannya.

Yang menggembirakan, memiliki kadar gula darah normal, dan akhirnya berhenti mengonsumsi metformin. "Perubahan penyakit diabetes tipe 2 pada balita dan anak sangat mungkin jika deteksi dini dilakukan terhadap anak yang menderita obesitas. Selain itu, diagnosis dini juga dibutuhkan, demikian halnya dengan terapi yang tepat, dan mengubah gaya hidup," kata dr Michael Yafi, Ketua Departemen Endokrin Pediatrik di Universitas Texas, Houston, AS.(*)

Baca Juga: Gejala Cacar Api Mirip Chickenpox, Terjadi Ruam dan Lepuh di Kulit

 

Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Ini Balita yang Jadi Pasien Diabetes Melitus Termuda di Dunia