Find Us On Social Media :

Kasus Komplikasi Covid-19 Baru, Varian Delta Membuat Gangguan Pendengaran pada Pasien

Gangguan pendengaran rupanya sering dialami pasien Covid-19.

GridHEALTH.id - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa virus corona varian delta berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran pada pasien Covid-19.

Dilansir TribunWow dari Komunitas Healthy Hearing, disebutkan bahwa varian Delta lebih memungkinkan menyebabkan masalah pada telinga dibanding dengan varian aslinya.

Hal ini diduga karena Covid-19 varian Delta menyebabkan lebih banyak gejala pernapasan bagian atas.

Akibatnya itu akan memberi lebih banyak tekanan pada telinga yang berpotensi menyebabkan infeksi telinga.

Namun, berdasarkan laporan kasus yang dipublikasikan, tampaknya gangguan pendengaran mendadak jarang menjadi gejala awal virus corona.

Dalam laporan Juni 2020, beberapa pasien Iran melaporkan gangguan pendengaran di satu telinga, serta vertigo.

Dalam laporan lain tentang gangguan pendengaran sensorineural mendadak dan Covid-19, seorang pria Mesir tanpa gejala Covid-19 lainnya mengalami gangguan pendengaran mendadak, dan kemudian dites positif Covid-19.

Baca Juga: Diungkap Riset IDAI, Ini Penyebab Utama Kematian Pasien Covid-19 Anak di Indonesia

Sayangnya tidak banyak studi yang mengonfirmasi hal itu.

Sebagai informasi, gangguan pendengaran mendadak adalah keadaan darurat medis.

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gangguan pendengaran mendadak di satu telinga.

Semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin besar kemungkinan pendengaran akan segera pulih.

Namun, mengalami gangguan pendengaran, tinnitus atau pusing di tengah-tengah masa infeksi terlihat lebih umum terjadi.

Artinya masalah ini bukan bagian dari gejala awal tetapi berkembang beberapa hari hingga minggu kemudian.

Baca Juga: Muncul 3 Perubahan Ini Pada Kuku, Anda Pernah Terpapar Covid-19

Sebuah data yang dirilis pada Februari 2021 mengungkap seberapa banyak masalah pendengaran pada pasien Covid-19, yaitu:

1. 7,6% orang melaporkan gangguan pendengaran

2. 14,8% melaporkan tinitus atau sensasi telinga berdenging

3. 7,2% melaporkan vertigo

Akan tetapi para peneliti menekankan bahwa ada tidak banyak studi berkualitas tinggi tentang topik ini.

Baca Juga: Ilmuwan Penemu Vaksin Covid-19 Sebut Virus Corona Akan Berakhir Seperti Flu Biasa

Penelitian lebih besar dirasa dibutuhkan untuk mengonfirmasi data itu atau mendapat data yang lebih akurat.

Namun terlepas dari itu, penting bagi kita untuk meminimalisir risiko tersebut terjadi dengan mencegah infeksi Covid-19 itu sendiri.

Selain ikut vaksinasi, penting bagi kita untuk mencegah Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Diketahui protokol kesehatan ini sangat bermanfaat karena penularan virus corona sangat sulit untuk diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.

Baca Juga: Program Terapi Stroke Tukul Arwana Saat Pemulihan, Usai Operasi Pendarahan Otak Akibat Hipertensi

Disebutkan laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)

Baca Juga: 6 Faktor Risiko Yang Membuat Penyintas Bisa Alami Post Covid-19 Syndrome

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL