Find Us On Social Media :

Ternyata Sakit yang Diderita Tukul Arwana Sudah Lama, Hanya Diobati dengan Pereda Nyeri

Obat penghilang rasa skait bukan obat hipertensi.

GridHEALTH.id - Komedian Tukul Arwana saat ini sedang menjalani perawatan intensif oleh tim dokter.

Tukul Arwana dilaraikan ke rumah sakit setelah mengalami sakit kepala yang teramat sangat sebelumnya.

Setelah diperiksa, ternyata komedian Tukul Arwana mengalami stroke yang menyebabkan terjadinya pendarahan di kepalanya.

Baca Juga: Jangan Remehkan 5 Kondisi Ini Saat Positif Covid-19, Termasuk Gejala Long Covid

Pendarahan di otak atau dalam bahasa medis disebut dengan brain hemorrhage disebabkan oleh arteri di otak meledak dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya.

Menurut dr. Sardiana Salam, yang Tukul Arwana, pihaknya menerima Tukul Arwana pertama kali dalam kondisi hipertensi.

Dari tekanan darah tinggi ini, Tukul Arwana mengalami pendarahan luas di bagian otak.

"Saat kami terima pasien dalam kondisi hipertensi. Terdeteksi di IGD sekitar 200-an tensinya," ujar dokter Sardiana Salam.

Baca Juga: PPKM Level 1 di Jakarta Timur, Wagub Ahmad Riza Patria Beri Penjelasan Batahannya

"Pada saat kita lakukan pemeriksaan secara lengkap, terjadi pendarahan luas. Kemungkinan besar itu adalah suatu respons pendarahan yang spontan karena hipertensi," tambahnya.

Tim dokter pun menyimpulkan bahwa pemilik nama lahir Tukul Riyanto ini mengalami pendarahan otak akibat hipertensi tinggi.

"Kemungkinan faktor risiko itulah yang menyebabkan terjadinya stroke. Pendarahan ini adalah hipertensi," kata dokter Sardiana dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), dikutip dari kanal YouTube Star Story.

Nah, mengenai penyakit yang menyebabkan Tukul Arwana sampai harus dioperasi dan dirawat di RSPON, Christian Barata Nugroho alias Polo ternyata sempat memergoki Tukul sakit.

Rupanya, Tukul kerap menderita sakit kepala sejak lama.

Baca Juga: Kondisi Terakhir Pelawak Qomar Setelah Kemoterapi Kanker Usus Besar, Lelang Lukisan Untuk Biaya Pengobatan, Sebagiannya Disumbangkan

Sayangnya, kebiasaan Tukul yang tak menggubris gejala tersebut, justru memperparah sakitnya.

"Saya seringkali melihat, pada waktu kita sering jalan, ada off air ke mana," kata Polo., dikutip dari Tribun Timur.com (29/9/2021).

"Mas Tukul itu memang punya kebiasaan sakit kepala."

"Hanya beliau itu seringkali kalau orang Jawa bilang, dienthengke, digampangin sakitnya itu."

Apabila sakit kepalanya menyerang, Tukul tak langsung memeriksakan diri.

Ia justru hanya mengonsumsi obat-obatan yang dibeli dari apotek.

Baca Juga: Nakes Merasa Lega Setelah 2 Minggu Terakhir Ini Tak Merawat Pasien Covid-19

Padahal, Polo dan sahabat lain sudah sering memberi peringatan pada Tukul.

"Terus sering mengonsumsi obat-obat penghilang rasa nyeri saja," beber Polo.

"Dan kita sudah sering kasih masukan atau menyarankan, 'Mas, cobalah kontrol ke dokter atau apa', 'Enggak Mas Polo, enggak apa-apa kok', katanya gitu."

"Enggak (obat-red) warungan tapi obat-obat apotek,"

Untuk diketahui, hipertensi tidak bisa diatasi dengan obat pereda atau penghilang rasa sakit.

Kalau pun penderita tidak merasakan lagi gejala hipertensi dengan mengonsumsi obat pereda rasa sakit, bukan berarti hipertensinya sembuh.

Baca Juga: Akibat Ditipu Otaknya Sendiri, Wanita Tiongkok Ini Tidak Pernah Tidur Selama 40 Tahun

Hipertensi hingga saat ini belum bisa disembuhkan. Adapun obat hipertensi yang diresepkan dokter adalah untuk mengola hipertensi supaya tidak menjadi tinggi.

Itu pun penyandang hipertensi harus mengonsumsi obat yang diresepkan dokter secara rutin sesuai dosis yang dianjurkan, sepanjang hidupnya.

Dalam manajemen hipertensi pun tidak melulu mengandalkan obat dokter.

Tapi harus diimbangi dengan pola makan dan pola hidup.

Makan-makanan sehat bergizi sesuai kebutuhan, menghindari makanan yang bisa menimbulkan hipertensi, tidak boleh stres, tidur tidak larut malam, dan rutin olahraga yang dianjurkan.(*)

Baca Juga: Minum Kopi Membuat Berat Badan Naik, Ternyata Ini 6 Penyebabnya