GridHEALTH.id - Apa yang dialami oleh komedian Tukul Arwana menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Tukul Arwana mengalami pendarahan otak akibat stroke yang disebabkan oleh darah tinggi.
Jadi penting bagi kita semua untuk selalu peka terhadap tekanan darah kita masing-masing.
Kini yang sedang dijalani oleh Tukul Arwana dibawah pengawasan medis adalah pemulihan.
Masa pemulihan setelah serangan stroke penting sekali.
Untuk itulah kita harus tahu lima tips di bawah ini, dilansir dari frontiersin.org (19/2/2019) untuk meningkatkan neuroplastisitas dan pemulihan setelah stroke.
Untuk diketahui, neuroplastisitas atau kemampuan otak untuk berubah, adalah prinsip utama yang memandu bagaimana terapis merancang dan memberikan rehabilitasi kepada pasien stroke.
Biasanya, tujuan pertama dari rehabilitasi adalah untuk membantu pasien kembali seperti sebelum stroke.
Baca Juga: Gejala Influenza Sudah Memasuki Tahap Darurat, Perlu Penanganan Dokter
Sayangnya hal ini tidak selalu memungkinkan, jadi untuk beberapa penderita stroke, tujuan terapi adalah menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu.
Berikut adalah lima tips penting tentang neuroplastisitas yang harus diperhatikan oleh terapis juga keluarga pasien dan pasien.
Tip 1—“Use It or Lose It”
Otak yang sehat memelihara koneksi yang sering digunakan dan "membersihkan" koneksi yang tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu.
Sama seperti otot, jika tidak menggunakannya dengan cukup, sel-sel akan melemah.
Baca Juga: Pendarahan Saat Hamil, Waspada Gejala Plasenta Previa
Berdasarkan aturan ini, terapis mendorong pasien untuk terus menggerakkan anggota tubuh yang terganggu agar koneksi di otak tidak terputus.
Tip 2—“Use It and Improve It”
Ketika pasien melakukan tugas dan mempraktikkannya berulang-ulang, jaringan koneksi yang sama di otak diaktifkan berulang kali.
Aktivasi berulang dari jaringan itu menyebabkannya memeprkuat dan mebuat otak bekerja lebih efisien, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan kinerja tugas.
Baca Juga: Kebiasaan Merokok Pada Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Plasenta Previa
Misalnya, ketika berlatih memainkan alat musik, kinerja kita menjadi lebih baik dengan latihan karena jaringan koneksi di otak yang digunakan untuk memainkan alat musik diperkuat.
Di sini terapis akan mendorong pasien untuk terus berlatih latihan yang diberikan dan menggunakan sisi gangguan mereka, karena ini akan menyebabkan perubahan positif pada jaringan otak tertentu.
Tip 3—“Practice Specific”
Latihan rehabilitasi harus spesifik untuk tugas atau fungsi yang ingin ditingkatkan oleh pasien.
Jika ingin mengubah area otak yang mengontrol lengan, perlu berlatih melakukan tugas dengan lengan.
Jika ingin meningkatkan fungsi kaki kiri, lakukan latihan dengan kaki kiri.
Baca Juga: Pemberian Vaksin Covid-19 Moderna Dihentikan Sementara di 3 Negara Ini, Indonesia?
Jika pasien mengalami masalah dalam memegang garpu, maka terapis akan memberikan latihan khusus yang meniru posisi tangan saat memegang garpu.
Tip 4—“Practice Repeatedly”
Untuk memungkinkan otak berubah, banyak pengulangan tugas perlu dilakukan.
Misalnya, jika sedang belajar juggling, apakah kemampuan untuk melakukan juggling akan lebih baik jika berlatih tiga kali atau jika berlatih 30 kali?
Nah, hal yang sama berlaku untuk terapi setelah stroke, semakin banyak pengulangan semakin baik!
Baca Juga: Perawatan Alami agar Ketiak Tetap Bersih dan Cerah, Salah Satunya Gunakan Lidah Buaya
Karenanya terapis selalu mendorong pasien untuk berlatih berulang kali dan melanjutkan latihan mereka di rumah.
Semakin banyak pengulangan yang dapat dilakukan pasien setiap hari, semakin cepat otak beradaptasi dan belajar.
Tip 5—“Practice Intensely”
Penting, ketika pasien berlatih, ia harus berlatih dengan intens.
Ini dapat dicapai dengan melakukan banyak pengulangan atau melakukan tugas-tugas yang menantang.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Sadar, Selama Ini Salah Mengonsumsi Telur, Enzimnya Hilang Manfaat Telur Melayang
Sama seperti latihan untuk lari jarak jauh, kita mungkin memulai dengan jarak pendek pada awalnya, tetapi untuk menjadi lebih baik, harus mendorong otot untuk bekerja lebih keras dan berlari lebih lama dari sebelumnya.
Ini pun sama di otak, juga untuk kasus pemulihan stroke.
Mendorong jaringan di otak berubah, terapis menantang pasien untuk bekerja lebih keras dan mencapai sedikit lebih banyak setiap kali.(*)
Baca Juga: Mengobati dan Mencegah Rubella, Penyakit Infeksi Menular Akibat Virus