GridHEALTH.id - Diabetes bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya stroke.
Dijelaskan pada laman Stroke Association, bahwa diabetes berarti kita memiliki terlalu banyak gula dalam darah yang dapat merusak pembuluh darah.
Kondisi inilah yang dapat membuat seseorang lebih mungkin terkena stroke.
Stroke sendiri adalah kerusakan pada bagian jaringan otak akibat kehilangan darah dan oksigen.
Dietahui, jaringan otak membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisi yang konstan untuk menjaga sel-sel saraf dan bagian lain dari jaringan tetap hidup dan berfungsi.
Otak tidak dapat menyimpan oksigen, sehingga bergantung pada jaringan pembuluh darah untuk menyediakannya dengan darah yang kaya oksigen.
Nah, stroke terjadi ketika salah satu dari pembuluh darah ini menjadi rusak atau tersumbat, yang mencegah darah mencapai jaringan otak.
Ketika jaringan terputus dari pasokan oksigen selama lebih dari tiga sampai empat menit, ia mulai mati dan bisa menyebabkan stroke.
Baca Juga: Penyandang Berisiko Stroke, Ikuti 6 Tips Ini untuk Menghindarinya
Karenanya penting bagi penyandang diabetes untuk mewaspadai risiko stroke ini.
Dengan mengelola penyakitnya dengan baik, menjaga berat badan, tekanan darah dan kolesterol, risiko stroke tentu dapat diminimalisir.
Ini penting diperhatikan, sebab melansir laman clevelandclinic.org (20/1/2018), stroke adalah keadaan darurat medis.
karenanya, jika penyandang diabetes mengalami salah satu tanda dan gejala peringatan stroke berikut ini, sebagaiknya segera periksakan ke rumah sakit.
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Neuroplastisitas dan Pemulihan Pasca Stroke
- Mati rasa tiba-tiba atau kelemahan di wajah, lengan atau kaki (terutama di satu sisi tubuh)
- Kesulitan berbicara atau memahami kata-kata atau kalimat sederhana
- Penglihatan ganda atau penurunan penglihatan pada satu atau kedua mata
- Kesulitan menelan
- Pusing, kehilangan keseimbangan atau kurang koordinasi
- Ketidakmampuan tiba-tiba untuk menggerakkan bagian tubuh (kelumpuhan)
- Sakit kepala yang tiba-tiba, tidak dapat dijelaskan, dan intens.(*)
Baca Juga: WHO Rilis Terbaru Konsekuensi Kesehatan dari Kelebihan Berat Badan