Gejala selanjutnya tergantung pada lokasi dan luas tumor dan termasuk rasa nyeri, kelumpuhan saraf, parestesia yaitu kesemutan atau mati rasa, trismus atau kekakuan pada daerah rahang dan leher yang menyebabkan seseorang sulit membuka mulut.
Juga dapat dijumpai halitosis atau bau mulut yang dapat disebabkan oleh kebersihan mulut yang tidak terjaga, penyakit yang diderita atau gaya hidup yang tidak baik.
Tatalaksana pengobatan kanker kepala dan leher utamanya adalah melalui bedah, radiasi, dengan atau tanpa kemoterapi, terapi target, hingga immunoterapi.
“Pilihan perawatan akan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan kanker (stadium) dan lokasi kanker yang dialami pasien,” ungkap dr. Rismauli Doloksaribu.
Baca Juga: Lidah Ternyata Dapat Mengindentifikasi Kekurangan Vitamin D, Studi
Baca Juga: Memberi Makan Balita, Ini Dia 5 Cara Praktis Mengatasi Picky Eater
Dokter Rismauli Doloksaribu lebih lanjut menjelaskan, “Pelaksanaan terapi bagi pasien kanker kepala dan leher perlu direncanakan dengan seksama oleh Tim Dokter dengan latar belakang disilin ilmu yang berbeda seperti dokter THT, Radioterapi, Medical Oncology yang di Indonesia dikenal sebagai Konsultan Penyakit Darah dan Kanker, bahkan diperlukan keterlibatan dokter ahli gizi, dokter rehabilitasi medik.