Find Us On Social Media :

Kelompok Antivaksin Semakin Berani dan Vokal, Ambil Langkah Hukum Gugat Sertifikat Vaksin

Kelompok antivaksin gugat sertifikat vaksin Covid-19 ke pengadilan.

GridHEALTH.id - Sebelum pandemi Covid-19, kelompok antivaksin sudah getol menolak segala bentuk vaksinasi.

Kini saat pandemi Covid-19 meluluh lantakan banyak sektor di dunia, kelompok antivaksin tetap menggaungkan suara yang sama menolak vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Kekebalan Hibrida, Jalan Keluar Rasional dari Pandemi Covid-19

Padahal menurut hasil penelitian dan pendapat ilmuan, vaksinasi Covid-19 saat ini diperlukan untuk menciptakan herd immunity secara gelobal.

Sehingga, semakin banyak manusia di bumi yang mendapatkan vaksin Covid-19, semakin luluh lantak ruang gerak virus corona baru penyebab Covid-19.

Para pengikut setia antivaksin belum lama ini berani mengambil sikap tegas dengan menggugat sertifikat vaksin.

Gugatan yang dilakukan di pengadilan tersebut tentu membuat banyak pihak kaget.

Untungnya pihak pengadilan Den Haag di Belanda, menggugurkan gugatan tersebut.

Pengadilan di Den Haag mengatakan, pemerintah berhak meminta bukti vaksinasi COVID-19 atau hasil tes negatif COVID-19 terbaru untuk membatasi penularan virus corona, saat sebagian besar pembatasan sosial dihapus pada September.

Baca Juga: Diabetes Tipe 3 Sering Dihubungkan dengan Alzheimer, Ini Sebabnya

Pengadilan pun mengatakan, melansir JPNN (7/10/2021), orang-orang yang tidak divaksin berisiko tinggi terinfeksi virus corona dan menginfeksi orang lain.

Jadi pengadilan Belanda resmi menolak klaim dari pihak-pihak yang keberatan yang menyebutkan bahwa penggunaan sertifikat vaksin Covid-19 mendiskriminasi orang-orang yang tidak mau atau tidak dapat disuntik vaksin.

Dilain pihak, mengutip Malay.news (7/10/2021), Perdana Menteri Mark Rutte menyebutkan surat keterangan (seryifikat vaksin Covid-19) diperlukan untuk mencegah gelombang infeksi baru.

Untuk diketahui gugatan kelompok antivaksin di Belanda ini dipicu karena diberlakukannya pas corona pada akhir September oleh Pemerintah.

Baca Juga: Pandu Riono; Mereka Inilah Pemilik Super Immunity, Vaksinasi Booster Mungkinkah Tahun Depan?

Sikap tegas terhadap kelompok antivaksin, melansir CNBC Indonesia (30/9/2021) juga terjadi di platfrom Youtube.

Sejauh ini platform berbasis di California, Amerika Serikat (AS) ini telah menghapus lebih dari 130.000 video sejak tahun lalu karena melanggar kebijakan vaksin Covid-19.

"Kebijakan yang diperluas ini akan berlaku untuk vaksin yang saat ini diberikan yang disetujui dan dikonfirmasi aman dan efektif oleh otoritas kesehatan setempat dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," kata YouTube, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Thailand Ungkap Kenapa Akan Berhenti Menggunakan Vaksin Sinovac

Pada Selasa, YouTube memblokir saluran berbahasa Jerman dari penyiar negara Rusia RT karena melanggar pedoman informasi yang salah tentang Covid-19.

Mereka juga memblokir akun milik influencer anti-vaksin seperti Joseph Mercola dan Robert F. Kennedy Jr. dengan alasan "kebutuhan untuk menghapus konten berbahaya yang mengerikan".

Langkah YouTube ini mengikuti Facebook yang telah menerapkan aturan serupa sejak Februari 2021.

Tantangan dari kebijakan ini adalah menegakkan aturan karena beberapa komunitas anti-vaksin dikenal karena kecakapannya dalam menghindari moderasi konten.

Baca Juga: Dermatitis Atopik Pada Bayi, Sebabkan Kulit Kemerahan dan Gatal

Sementara itu, Menkes Malysia Khairy Jamaluddin tegas menyampikan bahwa Pemerintah Malaysia akan "terus mempersulit hidup" bagi mereka yang menolak divaksinasi Covid-19, katanya.

''Kami akan membuat hidup Anda sangat sulit jika Anda tidak divaksinasi, karena Anda memilih untuk tidak melakukannya,'' kata Menkes, dikutip dari The Star (16/10/2021).

Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin menambahkan, bahwa ini tidak akan berlaku bagi mereka yang memiliki alasan medis yang sah untuk tidak divaksinasi.

Baca Juga: Mengenal Gejala Norovirus, Infeksi Virus Sebabkan Gangguan Pencernaan

''Jika Anda tidak dapat divaksinasi, tidak apa-apa. Kami akan memberi Anda pengecualian digital MySejahtera. Tetapi jika Anda tidak memvaksinasi diri sendiri karena pilihan, kami akan terus mempersulit hidup Anda," kata Khairy.

''Anda tidak bisa makan di restoran, Anda tidak bisa pergi ke pusat perbelanjaan,'' katanya setelah meresmikan Kursus Infark Miokard Akut Nasional ke-11 yang diselenggarakan di Bangsar oleh Rumah Sakit Serdang, Sabtu (16/10/2021).(*)

Baca Juga: Konsumsi Suplemen Vitamin C Harus Tepat Agar Tak Mengganggu Lambung