Find Us On Social Media :

3 Perubahan dan Kejadian yang Dialami Ibu Menjelang Persalinan

Jika sudah muncul dan merasakan 3 tanda berikut ini, artinya tak lama lagi ibu akan melahirkan.

GridHEALTH.id - Jelang persalinan adalah saat-saat paling mendebarkan bagi ibu juga suamu dan kleuarga.

Nahm supaya tidak semakin takut, was-was, dan panik, ibu baiknya mengetahui jelang persalinan akan ada tiga perubahan dan kejadian yang bisa dialami.

Jika ibu sudha mengetahuinya, saat itu terjadi, maka ibu akan tetap tenang dan fokus pada proses persalinan.

Baca Juga: Sindrom Brugada, Kelainan Irama Jantung Langka Namun Mengancam Nyawa

Oke, berikut inilah tiga perubahan dan kejadian yang bisa dialami ibu jelang persalinan;

1. Cairan vagina berubah warna dan konsistensinya

Di hari-hari terakhir menjelang kelahiran, ibu akan melihat cairan vagina yang volumenya meningkat dan/atau mengental.

Ibu pun mungkin akan melihat keluarnya sumbat mukus—sumbat yang menutupi rahim dari dunia luar.

Sumbat ini bisa keluar dalam bentuk yang besar (mucus/lendir ini akan tampak seperti mukus yang ada di dalam hidung, tapi dengan garis-garis darah yang samar) atau bagian-bagian yang kecil.

Baca Juga: Pengobatan Penyakit Meningokokus, Penyakit Infeksi yang Berdampak Jangka Panjang dan Mematikan

Cairan berwarna merah jambu dan kental ini juga disebut dengan bloody show (lendir bercampur darah) dan merupakan indikasi yang baik bahwa proses melahirkan akan terjadi tak lama lagi (meskipun tanpa kontraksi kelahiran dan pelebaran leher rahim sebanyak tiga sampai empat sentimeter, proses melahirkan mungkin masih akan terjadi beberapa hari ke depan!).

2. Merasakan kontraksi yang lebih kuat dan lebih sering

Kontraksi merupakan tanda-tanda awal proses kelahiran aktif—kecuali jika yang terjadi adalah kontraksi palsu.

Ketahuilah, kontraksi Braxton-Hicks (kontraksi palsu) biasanya selama berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan sebelum benar-benar akan melahirkan.

Tapi kontraksi palsu dan asli hampir tak bisa dibedakan, lo.

Ibu akan merasakan cubitan mereka di otot-otot rahim yang semakin mengencang sebagai bentuk persiapan datangnya momen besar itu (terdorongnya bayi Mama keluar!).

Baca Juga: Penyebab Menopause Dini yang Terjadi Sebelum Usia 50 Tahun, Ini Gejala dan Risikonya

Bagaimana Mama bisa membedakan kontraksi asli dan palsu? Berikut ciri kontraksi asli:

* Jika ibu aktif, kontraksi akan semakin menguat, bukannya melemah.

* Jika ibu berganti posisi, kontraksi tidak akan menghilang.

* Sakit kontraksi dimulai dari punggung bawah dan bergerak menuju perut bagian bawah, dan mungkin juga menuju kaki.

* Kemajuan kontraksi asli akan terjadi semakin sering dan semakin menyakitkan, dan terkadang menimbulkan pola yang teratur.

3. Air ketuban pecah

Pecahnya air ketuban hanyalah salah satu sinyal awal proses kelahiran yang paling sering dicermati banyak ibu—dan terjadi di 15% proses kelahiran saja.

Baca Juga: Gangguan Penglihatan di Indonesia Paling Banyak Disebabkan Katarak

Jadi jangan mengandalkan pecahnya air ketuban sebagai satu-satunya tanda akan melahirkan!

Segera Hubungi Tenaga Kesehatan

Ibu baiknya segera hubungi tenaga kesehatan, dokter atau bidan, jika;

* Tiap kontraksi jaraknya sekitar 5 menit selama setidaknya satu jam.

Memang kontraksi tidak selalu tepat rentang jaraknya, tapi jika cukup konsisten, memang sudah waktunya untuk menghubungi dokter atau bida.

Baca Juga: Healthy Move, Penyandang Hipertensi Boleh Angkat Beban Namun Ada Syaratnya

* Mengalami pendarahan atau mengeluarkan cairan berwarna merah terang (dan bukan cairan berwarna cokelat atau merah jambu).

* Air ketuban pecah—khususnya jika cairannya berwarna hijau atau cokelat; ini bisa menjadi pertanda adanya mekonium (kotoran atau feses pertama bayi; bisa berbahaya jika bayi menghirup atau menelannya di proses persalinan).

* Ibu mengalami penglihatan yang kabur, sakit kepala, atau pembengkakan yang tiba-tiba atau menyakitkan.

Ini bisa menjadi tanda gejala preeklampsia, atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil.(*)

Baca Juga: Tiap Tahun Indonesia Kehilangan Devisa 100 triliun, Wamenkes; Cegah Masyarakat Berobat ke Luar Negeri