Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 di Irlandia, di Indonesia Bisa Terjadi Mendadak, Pemerintah Dikritik Inkonsisten

Lonjakan kasus Covid-19 di Indoensia bisa terjadi mendadak.

Lonjakan kasus Covid-19 di Indoensia bisa terjadi mendadak.

 

GridHEALTH.id - Fasilitas kesehatan di Irlandia sudah kewalahan melayani pasien Covid-19.

Menteri Kesehatan Stephen Donnelly menggambarkan situasinya sebagai serius dan mengatakan rumah sakit menjadi "penuh".

Mengutip bank data John Hopkins University (JHU), rata-rata infeksi harian di Irlandia pada Juni lalu tercatat berada di angka 300 hingga 400 kasus perharinya. Dengan data ini, kenaikan pada hari Selasa kemarin merupakan lonjakan sebesar hampir 1000%.

Data Covid-19 dari JHU pun mencatat, Irlandia telah mencatatkan 448 ribu kasus infeksi yang diiringi dengan 5.436 kematian sejak wabah itu pertama kali memasuki wilayah tersebut.

Pada Selasa, (2/11/2021) kemarin Irlandia itu mencatatkan 3.726 kasus Covid-19.

Ini merupakan rekor tertinggi sejak lonjakan terakhir pada Januari lalu.

Memburuknya kasus Covid-19 di Irlandia terjadi pada kondisi angka vaksinasi di negara itu sudah cukup tinggi.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Kanker Serviks Bukan Penyakit Keturunan

Menhurut informasi dari Reuters, Irlandia telah sukses memvaksin sekitar 74,1% dosis penuh vaksin Covid-19.

Menurut Dr Tony Holohan, Kepala Petugas Kesehatan Irlandia, "Kami juga tahu bahwa, bahkan ketika divaksinasi, kami masih perlu mempraktikkan intervensi kesehatan masyarakat dasar seperti mencuci tangan, membuka jendela, memakai masker dan yang paling penting, tinggal di rumah ketika kami memiliki gejala," ujarnya, dikutip dari CNBC Indonesia (3/11/2021).

WHO pun menyampaikan tak hanya di Irlandia kenaikan kasus Covid-19.

Covid telah melonjak tajam di Ceko dan Hongaria. Di mana rata-rata tujuh hari kasus membengkak lebih dari 100% dibandingkan pekan sebelumnya.

Sementara itu, data dari JHU, Kroasia, Denmark, Norwegia dan Polandia masing-masing mencatat peningkatan kasus rata-rata mingguan lebih dari 70%.

Rusia naik 10% lebih tinggi dari minggu sebelumnya sementara Ukraina juga mengalami kenaikan 43% seminggu.

Baca Juga: Keputihan Abnormal, Gejala Kanker Serviks yang Sering Tidak Disadari

Intinya kini Erpo tengah dilandak ledakan kasus Covid-19.

Kondisi di Indonesia

Kini Covid-19 di Indonesia kondisinya melandai, tidak ada lonjakan.

Tapi ini bukan berarti Covid-19 telah selesai, dan tidak ada lagi kasus Covid-19.

Hati-hati, di Indonesia menurut Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra, Indonesia berpotensi mengalami ledakan kasus virus corona (covid-19) yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Baca Juga: Khasiat Obatal Alami Daun Sirih Merah Dalam Menyembuh Luka Infeksi, Tak Kalah Dari Antibiotik

"Hemat kami akan ada suatu waktu yang sporadis, unpredictable, bisa jadi karena kekhawatiran kami, kasus covid-19 itu meledak tiba-tiba boleh jadi karena adanya mutasi virus baru yang kemudian adanya keramaian, penularannya semakin cepat," kata Hermawan, dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (3/11).

Kapan prediksi kejadiannya?

Bila berkaca pada pengalaman lonjakan kasus-kasus sebelumnya yang terjadi pada libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) hingga Idulfitri, tak menutup peluang, Indonesia bisa mengalami lonjakan kasus covid-19 secara signifikan pada akhir 2021 atau awal 2022.

Penyebabnya akumulasi mobilitas warga yang tak terbendung saat ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Eropa Meledak, WHO; Ada 1,8 Juta Kasus Baru dan 24.000 Kematian, di Indonesia Bisa Menjadi Mendadak

Pemerintah Inkonsisten Kebijakan Tidak Berdasarkan Saintifik dan Mitigasi Risiko Ancaman"Kita melihat bagaimana pemerintah cukup inkonsisten ya. Pemerintah mewanti-wanti dulu agar diwaspadai adanya gelombang ketiga, tapi dari kebijakannya, sekarang ini pemerintah yang melonggarkan segala urusan. Bahkan mal 100 persen sekarang, hampir tidak ada lagi jaga jarak, tidak ada," jelasnya.Hermawan pun mengkritik kebijakan Pemerintah. Menurutnya pemerintah terkini tidak berdasarkan saintifik dan mitigasi risiko ancaman.

Misalnya, pemerintah terkini memangkas masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional menjadi 3 x 24 jam bagi yang baru menerima satu dosis vaksin covid-19.

Baca Juga: Kuatkan Kaki dengan Bahan Alami Untuk Melawan Ulkus Diabetik

Hermawan menilai kebijakan itu belum memandang pandemi sebagai sebuah risiko ancaman, lantaran pintu masuk merupakan akses pertama bagaimana mutasi atau varian baru virus corona mampu membuat ledakan kasus tak terduga, seperti apa yang terjadi pada Juni-Juli 2021 lalu akibat serangan varian Delta.Ingat, kendati program vaksinasi nasional telah menyentuh 50 persen lebih untuk pemberian dosis pertama, dan sebagian orang sudah memiliki kekebalan alamiah pasca terinfeksi.Namun Hermawan melihat kondisi itu masih belum bisa menyelamatkan Indonesia sepenuhnya dari kondisi 'kacau' akibat potensi serangan covid-19.Apalagi capaian vaksinasi bagi kelompok rentan seperti warga lanjut usia (lansia) masih rendah.

Baca Juga: Impetigo Herpetiformis, Ruan Kulit Langka Terjadi Pada Kehamilan

Buktinya, data Kementerian Kesehatan per 2 November pukul 18.00 WIB menyebutkan baru 8.723.505 orang lansia yang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona.

Sementara itu, 5.393.636 orang lansia telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 21.553.118 orang baru menyentuh 40,47 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama.

Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 25,02 persen.(*)Baca Juga: Siap-siap, Ini Jadwal Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 6-11 Tahun Dari Menkes