Find Us On Social Media :

Bahaya Pengobatan Flek Paru Pada Anak, Perhatikan Hal Ini Supaya Tidak Jatuh Sakit Berulang Kali

Mengenal pengobatan flek paru yang disebabkan oleh penyakit infeksi TBC.

GridHEALTH.id - Flek paru bisa disebabkan oleh banyak penyakit infeksi yang menyerang organ pari-paru.

Meski demikian, umumnya masyarakat Indonesia menganggap flek paru adalah penyakit TBC (tuberkusis).

Hal itu seperti yang dijelaskan artikel "Salah Kaprah "Vlek" pada Anak" yang dilansir dari laman idai.or.id (6/5/2015).

Baca Juga: Daripada Nyesel Bela-belain Budaya Pagi Hari Sejuta Umat Ini, Mulai Besok Stop, Berat Badan Cepat Naik dan Maunya Makan Melulu

Dimana penyakit infeksi TBC disebut sebagai flek paru lantaran untuk memperhalus penyebutan penyakit saja.

Diketahui pada masyarakat kita, pasien TBC masih memiliki stigma yang kurang baik.

Namun terlepas terkait flek paru atau penyakit TBC pada anak ini memang perlu penanganan serta pengobatan yang tepat dan segera.

Sebab jika penyakit TBC sudah menjadi aktif, ini dapat menular dan mematikan.

Yang perlu diketahui pada penyakit ini adalah bahwa pengobatan TBC harus melibatkan dokter dan perawat spesialis TBC.

Baca Juga: Cara Deteksi Infeksi Bakteri TBC, Mulai TBC Paru, Non-Paru dan Laten

Sebab pengobatan TBC dilakukan dengan menggunakan kombinasi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Dilansir dari cdc.gov (5/4/2016), berikut pengobatan TBC pada anak, baik itu TBC Laten maupun TBC Aktif.

1. Pengobatan TBC Laten pada Anak

Anak-anak dengan infeksi TBC laten harus segera menerima pengobatan untuk mencegah infeksi berkembang menjadi penyakit TBC Aktif.

Konsultasi dengan ahli TBC anak dianjurkan sebelum pengobatan dimulai.

Baca Juga: Tolong Dong Jaga Prokes, Luhut Kecewa Jelang Akhir Tahun Masyarakat Makin Abai Prokes

Anak-anak di atas usia 2 tahun dapat diobati untuk infeksi TBC laten dengan obat antibiotik isoniazid-rifapentin sekali seminggu selama 12 minggu.

Pengobatan alternatif untuk infeksi TBC laten pada anak-anak termasuk 4 bulan rifampisin harian atau 9 bulan isoniazid setiap hari.

Regimen tersebut sama-sama dapat diterima, namun, dokter harus meresepkan rejimen pendek yang lebih nyaman, jika memungkinkan.

Terlebih akan lebih baik jika pasien lebih mungkin untuk menyelesaikan rejimen pengobatan yang lebih pendek.

Baca Juga: Tak Hanya Batuk, Ini Gejala TBC Pada Anak yang Perlu Diwaspadai

2. Pengobatan penyakit TBC Aktif pada Anak

Penyakit TBC Aktif diobati dengan meminum beberapa obat anti TBC selama 6 sampai 9 bulan.

Penting untuk dicatat bahwa jika seorang anak berhenti minum obat sebelum selesai, anak dapat jatuh sakit lagi.

Jika obat tidak diminum dengan benar, bakteri yang masih hidup dapat menjadi resisten terhadap obat tersebut.

TB yang resistan terhadap obat lebih sulit dan lebih mahal untuk diobati, dan pengobatan berlangsung lebih lama (sampai 18 sampai 24 bulan).

Untuk itu pengobatan TBC pada anak ini perlu pengawasan dan perhatian khusus para orangtua.

Selalu konsultasikan dengan dokter jika ada sesuatu yang membuat bingung perihal penngobatan TBC pada anak.(*)

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Terpapar Bakteri TBC, Jangan Terlambat