Find Us On Social Media :

Wabah Varian Omicron Terjadi Disinyalir Karena Penggunaan Masker Berkatup yang Seharusnya Dilarang

Masker berkatup, dituding terjadinya varian Omicron.

GridHEALTH.id - Tahukah masker berkatup di mata masyarakat dianggap keren bahkan sebagai identitas sosial.

Maklum masker berkatup hagranya jauh di atas masker bedah, apalagi masker kain.

Tapi tahu kah, masker beraktup awalnya dibuat untuk pekerja industri agar para pekerja bisa bernapas lebih mudah di pabrik yang memerlukan masker.

Tapi faktanya para ahli medis menyebut katup itu membuat masker tidak berguna apalagi untuk virus di masa pandemi Covid-19 ini.

Dalam laman resminya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat tidak merekomendasikan masker jenis ini karena tidak mampu mencegah penyebaran virus corona.

Menurut CDC, katup pernapasan itu memungkinkan tetesan pernapasan seseorang keluar dan menyebar ke orang lain.

Artinya, masker ini baik untuk pengguna, tetapi berbahaya untuk orang di sekitarnya.

Baca Juga: Cara Menggunakan Insulin Pen Untuk Penyandang Diabetes, Jangan Keliru

CDC juga merekomendasikan agar rumah sakit tidak menggunakan masker N95 dengan katup pernapasan.

"Respirator dengan katup pernapasan tidak boleh digunakan dalam situasi di mana bidang steril harus dipertahankan (misalnya, selama prosedur invasif di ruang operasi atau prosedur)," menurut keterangan CDC, dikutip dari Kompas.com (17/11/2021).

Alasannya, katup pernapasan memungkinkan udara yang diembuskan tanpa filter untuk keluar secara steril.

Sementara itu, ahli bedah dan peneliti kesehatan masyarakat Dr Atul Gawande menyebut masker seperti itu seharusnya dilarang.

Masker Berkatup Nyaman Bagi Pengguna

Baca Juga: Gejala Seseorang Terinfeksi Penyakit yang Disebabkan Parasit, Sangat Berbahaya

Dikutip dari keterangan dokter Adam Prabata @adamprabata yang dilihat pada Senin (19/7/2021), bila menggunakan masker berventilasi atau berkatup, memang terasa lebih nyaman bagi si pemakai saat mengeluarkan napas.

Namun, di balik itu justru droplet lebih mudah keluar dari masker, sehingga pencegahan penularan Covid-19 dari diri sendiri kepada orang lain tidak tercapai apabila si pemakai masker positif Covid-19.

Pemakaian masker berkatup, ujar Adam, dikutip dari Bisnis.com (19/7/2021), hanya melindungi diri si pemakai.

Baca Juga: Gejala Seseorang Terinfeksi Penyakit yang Disebabkan Parasit, Sangat Berbahaya

Maka, WHO dan CDC pun tidak merekomendasikan masker berkatup untuk mencegah penularan Virus

Saat ini saat wabah varian Omicron terjadi, masker katup disebut jadi biang kerok penyebab munculnya varian Omicron di Hong Kong.

Seorang pelancong dari Afrika Selatan memakai masker katup sebelum ia terkonfirmasi tertular varian Omicron.

Masker Berkatup Sudah Dilarang Sejak 2020

"Masker ini agak egois... ketika udara dihembuskan melalui klep udara, tidak disaring, itu tidak baik," kata ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung dikutip dari The Independent.

Baca Juga: Virus Covid-19 Bukan Hasil Rekayasa Lab, Varian Omicron Berbeda, Tidak Sama dengan yang di Wuhan

Penggunaan masker katup sudah tidak direkomendasikan sejak 2020 lalu.

Para ahli sepakat masker katup malah bisa menyebabkan penularan COVID-19 dibandingkan jenis masker lainnya.

Bagaimana tidak, mengutip detik.com (29/11/2021) penggunaan masker katup memungkinkan udara di dalam masker yang mungkin saja terdapat virus di dalamnya, terhembus keluar melalui lubang katup.

Baca Juga: Risiko Disfungsi Ereksi Byangi Penyandang Diabetes, Begini Cara Menanganinya

Ketika masker memiliki katup, droplet dari pemakainya dikeluarkan ke udara dan bisa menulari orang lain.

Institusi kesehatan global seperti CDC dan WHO juga tidak merekomendasikan masker katup sebagai cara pencegahan COVID-19.

Masker ini mungkin bisa melindungi pemakainya dari paparan virus tersebut, tapi tidak mampu melindungi orang lain dari COVID-19.

Masker ini umumnya hadir dengan katup yang mempermudah pernapasan.

Namun, masker ini tak bisa sepenuhnya melindungi Anda dari penularan virus, termasuk COVID-19 varian Omicron.(*)

Baca Juga: Healthy Move, 8 Alasan Berolahraga dengan Pasangan Lebih Menyenangkan