Find Us On Social Media :

Luhut; Lockdown Bukan Solusi Cegah Omicron, Saat Ini Sudah Mulai Masuk Indonesia

Omicron geja ringan, efeknya berat. Disinyalir sudah masuk Indonesia. Luhut; tidak akan lockdown.

GridHEALTH.id - Varian Omicron yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan, kini sedang membuat kelimpungan dunia.

Banyak negara langsung beraksi cepat tutup pintu masuk ke negara mereka untuk orang asin dan warga negaranya jika baru datang dari daerah yang terkena wabah Omicron.

Indonesia pun langsung gerak cepat, memperketat pintu masuk, dan kembali memperpanjang karantina bagi mereka yang baru masuk ke Indonesia hingga tujuh hari.

Baca Juga: Gejala Varian Omicron Menurut Dokter yang Pertama Menemukannya, Tingkat Keparahannya Menakutkan

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Tri Yunis Miko Wahyono pun mengingatkan Pemerintah untuk waspada dan jangan terlambat mengantisipasi masuknya varian Omicron ke Indonesia.

Dirinya khawatir varian Omicron sudah mulai berjalan masuk ke Indonesia.

“Omicron, tutup saja (akses masuk ke Indonesia) tidak ada tawar-menawar, pemerintah wajib memperketat kedatangan WNA,” ujarnya (27/11/2021).

Penularan Omicron Sudah Terjadi di Indonesia

Baca Juga: Inilah Beragam Pemeriksaan yang Perlu Dijalani Wanita Jelang Menopause

Ia berkaca pada varian Delta yang telat diantisipasi sehingga telanjur menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.

“Dulu juga ada pengetatan, tetapi ternyata masih ditemukan di Indonesia,” ucapnya.

Ia mengatakan varian Omicron tidak mungkin tiba-tiba muncul di Indonesia tanpa ada yang membawa dari luar negeri.

Untuk saat ini, dikutp dari KompasTV (29/11/2021), dirinya tidak menampik ada kemungkinan penularan varian Omicron sudah terjadi di Indonesia sebelum hari ini.

Baca Juga: Penyebab Banyaknya Bermunculan Varian Baru Virus Corona, Karena Ulah Manusia Juga

“Kalau menutupnya (akses masuk ke Indonesia) terlambat, varian ini bisa ada di Indonesia,” kata Tri Yunis.

Tri Yunis pun sempat mengingatkanmutasi Covid-19 menjadi varian Omicron atau B.1.1.529 berpotensi menurunkan efektivitas vaksin lebih dari 20 persen.

Potensi ini muncul karena rate fatality atau tingkat keparahan varian Omicron lebih berat.

Walau gejalanya ringan, “Virus Covid-19 ini (varian Omicron) yang diwaspadai penularannya cepat dan dampaknya berat,” ujarnya, Sabtu (27/11/2021).

Indonesia Kembali Tidak akan Lockdown

Baca Juga: Wabah Varian Omicron Terjadi Disinyalir Karena Penggunaan Masker Berkatup yang Seharusnya Dilarang

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, kebijakan penguncian wilayah atau lockdown bukan solusi terbaik dalam menangkal masuknya varian omicron.

Berdasarkan pengalaman, negara yang menerapkan lockdown justru kasusnya lebih tinggi.

"Pengalaman lockdown tidak menyelesaikan masalah, malah serangannya (Covid-19) yang lebih banyak," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam video konferensi, Jakarta, Minggu (28/11/2021).

Karenanya Pemerintah Indonesia memilih, melansir Liputan6.com (29/11/2021), untuk melakukan pendekatan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) penanganannya lebih baik.

"Kita dengan PPKM itu ada keseimbangan dan itu jadi lebih baik," sambungnya.

Luhut mengaku pemerintah tidak mau terburu-buru mengeluarkan kebijakan terhadap adanya varian omicron. Dia ingin mengambil kebijakan berdasarkan data.(*)

Baca Juga: Gejala dan Penyebab Angiosarcoma, Kanker Langka Renggut Nyawa Virgil Abloh Desainer Louis Vuitton