GridHEALTH.id - Kekhawatiran meningkatnya kasus Covid-19 dan adanya gelombang tiga pandemi Covid-19 di Indonesia, sepertinya tidak ada tanda-tandanya.
Sebab hingga Jumat (10/12/2021), kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 5.154.
Padahal pada Kamis (9/12/2021) kasus diketahui berjumlah 5.278 orang.
Jadi ini artinya jumlahnya menurun 124 dari data.
Untuk diketahui, kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi di rumah.
Tapi menurut data Kementerian Kesehatan, ada satu provinsi mencatat kasus aktif Covid-19 di atas 1.000, yakni Jawa Tengah, ada 1.158 kasus.
Sementara 33 provinsi lain memiliki kasus aktif di bawah 1.000.
Penyebab kasus Covid-19 di Indonesia turun diduga bukan karena andil vaksinasi semata.
Baca Juga: Kurap Penyakit Infeksi Kulit Jamur, Ini Gejala dan Cara Pengobatannya yang Perlu Diketahui
Penurunan kasus Covid-19 saat ini, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Agustian, tidak hanya karena program vaksinasi, tapi juga kombinasi dengan gelombang kedua.
Asal tahu saja, menurut Dwi cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia belum mencapai 70 persen sebagai ambang batas teori herd immunity atau kekebalan komunitas.
“Sehingga saya punya hipotesis yang belum teruji, ini kemungkinan dihasilkan gelombang besar populasi masyarakat yang terinfeksi lalu memiliki ketahanan varian Delta,” terangnya dalam kegiatan ‘Satu Jam Berbincang Ilmu’ yang digelar secara daring Dewan Profesor Universitas Padjadjaran, Sabtu 11 Desember 2021, dikutip dari makassar.terkini.id (12/12/2021).
Saat terjadi gelombang kedua kasus virus corona di Indonesia beberapa waktu lalu, saat itu terjadi lonjakan kasus harian sebanyak 56.757 orang (15/07 2021).
Baca Juga: Pemeriksaan Dalam Dilakukan Semasa Kehamilan, Ini Manfaatnya
Padahal sebelumnya, Januari 2021, dimulai vaksinasi Covid-19.
Sedangkan temuan varian Delta pada 3 Mei 2021, sebelum hari raya Idulfitri.
Dari informasi yang diperolehnya, seperti dilansir dari Tempo.co (12/12/2021), kasus Covid-19 pada Juli-Agustus 2021 disebabkan virus yang tidak bervariasi.
“Semua didominasi varian Delta,” tegas dosen dengan keahlian epidemiologi spasial itu.
Kasus hariannya kemudian sangat jauh berkurang per 16 November 2021 lalu.
Baca Juga: Kapan Dunia Memutuskan Pandemi Covid-19 Berakhir? Ini Prediksinya
Terjadinya gelombang ke tiga tersebut akibat kecolongan. Indonesia tidak bisa mencegat masuknya varian Delta di bandara dengan aturan karantina selama tiga hari bagi orang yang tiba dari luar negeri.
“Sehingga kita kecolongan dapat varian Delta,” beber ahli ilmu kesehatan masyarakat itu.
Selain itu, lanjut Dwi, ada masalah pada sistem kesehatan sehingga banyak kasus Covid-19 yang tidak terlaporkan.
“Tantangannya sekarang adalah dengan varian Omicron. Sejauh ini, dilaporkan belum ada temuan di Indonesia dari hasil pemeriksaan sampel yang ada. Sementara, varian baru Covid-19 itu sudah ditemukan di Singapura. Mampukah pemerintah Indonesia menjaga perbatasan dari varian baru ini,” paparnya.
Baca Juga: Berapa Kali Perempuan Bisa Melahirkan Dengan Cara Sesar, Boleh Hingga 4 Kali?
Adapun menurut Guru Besar Unpad Bidang Kedokteran Anak Kusnandi Rusmil, yang ikut dalam diskusi, mengatakan beberapa orang menanyakan kenapa sekarang tidak ada lonjakan kasus ketiga.
“Apakah karena herd immunity atau kebanyakan kita sudah tertular tanpa gejala jadi punya kekebalan,” ungkap Kusnandi.
Untuk menemukan jawabannya, ia mengatakan, muncul usulan riset pada kalangan sivitas akademika Unpad.
Baca Juga: Ini Skincare yang Boleh dan Harus Dihindari saat Berjerawat, Jangan Sampai Salah
Dwi Agustian menambahkan, jumlah mahasiswa Unpad sekitar 30-40 ribu orang dan tersebar di berbagai daerah. Dari sampel populasi itu bisa dilihat kondisi kekebalan tubuh terhadap Covid-19 melalui pengambilan darah untuk diperiksa. “
Itu data untuk menjawab pertanyaan,” ungkap Ketua Satuan Tugas Covid-19 Unpad itu.(*)
Baca Juga: Ini Skincare yang Boleh dan Harus Dihindari saat Berjerawat, Jangan Sampai Salah