GridHEALTH.id - Diabetes dapat menyebabkan saluran pencernaan terganggu. Alhasil penyandang diabetes pun sering merasa alami diare tanpa sebab.
Dilansir dari WebMD (17/4/2021), gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan saraf di tubuh, termasuk sistem pencernaan.
Jika saraf ini telah rusak oleh kadar gula darah yang tinggi, makanan dan produk limbah dapat bergerak melalui usus terlalu cepat, menyebabkan diare.
Diare pada penyandang diabetes juga dapat disebabkan konsumsi obat diabetes, makanan tertentu, dan penyakit terkait.
Sementara itu dijelaskan pada laman healthline (20/8/2018), bahwa diare merupakan salah satu bentuk gejala dan komplikasi pada penyandang diabetes.
Baca Juga: Mencegah Luka, Ini 6 Hal yang Perlu Dilakukan Oleh Penyandang Diabetes
Sekitar 22 % penyandang diabetes sering mengalami diare.
Para peneliti tidak yakin apakah ini terkait dengan masalah di usus kecil atau usus besar.
Tidak jelas apa yang menyebabkan diare persisten pada orang yang menderita diabetes.
Kebanyakan orang pernah mengalami diare pada satu titik dalam hidup mereka.
Khusus pada orang dengan diabetes, gejala diare yang ditimbulkannya mungkin membuat mereka sering perlu buang air besar yang banyak di malam hari.
Tidak dapat mengontrol buang air besar, atau mengalami inkontinensia, juga umum terjadi pada penyandang diabetes yang alami diare.
Diare yang dialami mungkin teratur, atau mungkin bisa bergantian dengan periode buang air besar yang teratur.
Serta diare pada penyandang diabetes dapat bergantian dengan sembelit.
Baca Juga: Brokoli Untuk Penyandang Diabetes, Agar Gula Darah Terkontrol
Jika penyandang diabetes mengalami diare mulailah berkonsultasi dengan dokter mengenai apa yang dialami.
Mereka dapat membantu untuk mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana mengobatinya.
Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengatasi diare dan sembelit dengan makan lebih sedikit namun lebih sering, makan makanan kaya serat, atau minum obat.
Menjaga gula darah pada tingkat target masing-masing juga dapat membantu mengurangi gejala dan menghentikan kerusakan saraf agar tidak semakin parah.(*)
Baca Juga: Hati-hati, Penyandang Diabetes Berisiko Alami Kecelakaan Saat Mengemudi, Ini Penyebabnya