Find Us On Social Media :

Jelang Nataru, Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Naik 14 Persen

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi saat dijumpai di Kantornya, Selasa (20/4/2021).

GridHEALTH.id - Kasus kematian Covid-19 di Indonesia dikabarkan mengalami peningkatan hingga 14 %.

Hal itu disampaikan langsung oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi pada kanal YouTube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Rabu (15/12/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Nadia menyampaikan update terbaru terkait pandemi global dan nasional.

Dimana menurutnya pada tingkat global saat ini  masih dalam situasi gelombang ketiga dan keempat.

Beberapa negara disebut sudah mulai menunjukkan penurunan kasus baru mingguan.

"Kita ketahui berdasarkan laporan WHO terjadi penurunan kasus mingguan sebanyak 5 %. Dan kematian turun sebanyak 10 %," ucap Nadia.

Baca Juga: Jika Muncul Efek Samping pada Anak Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Cukup Lakukan Hal Ini

Sehingga sampai saat ini tercata total lebih dari 268 juta kasus Covid-19 dengan 5,2 juta kematian.

Saat ini Afrika mengalami peningkatan sangat tajam.

Yaitu sebesar 111 % dan mungkin berkaitan dengan kemunculan varian Omicorn di sana.

Ada pun negara yang melaporkan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis dan Rusia.

Untuk cakupan vaksinasi, ini juga masih bervariasi.

Terutama untuk negara Afrika terhitung masih rendah dbandingkan negara lainnya.

Sementara itu, untuk kasus Covid-19 di Indonesia juga terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 17 %.

Namun kasus kematian Covid-19 bertambah sebanyak 14 %.

"Walau terjadi peningkatan kematian 14 % dibandingkan minggu sebelumnya. Artinya kita harus lebih waspada untuk melakukan deteksi lebih dini," tambah Nadia.

Di sisi lain testing rate dan positivity rate serta penggunaan tempat tidur Covid-19 menurut Nadia masih dalam level aman.

Namun Nadia masih tetap menegaskan masyarakat untuk taat protokol kesehatan.

"Kita tentu harus tetap waspada dan bersiap, jika gelombang berikutya muncul. Sejauh ini dari hasil sekuensing nasional, kita belum menemukan kasus omicorn di negara kita ini," pungkasnya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Booster dengan 3 Merek, Januari 2022 Dimulai, Ada yang Gratis dan Berbayar

Melihat penjelasan tersebut, masyarakat diminta tetap waspada dengan penyebaran varian Omicron ini.

Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.

Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.

Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.

Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)

Baca Juga: Covid-19 Membuat Lebih Dari 500 Juta Orang Jadi Miskin, PBB