Find Us On Social Media :

Omicron Hanya Ganas di Negara 2 Sinar UV, Indonesia Memiliki 8-12 Sinar UV

Ketahuilah varian Omicron hanya ganas di daerah yang memiliki 2 sinar UV. Indonesia punya 8 sinar UV.

GridHEALTH.id - Menurut laporan CDC (19/12/2021), varian Omicron kemungkinan akan menyebar lebih mudah daripada virus SARS-CoV-2 asli.

Tapi seberapa mudah Omicron menyebar dibandingkan dengan Delta masih belum diketahui.

Pastinya saat ini data menunjukan kasus Covid-19 varian Omicron di dunia meningkat hingga delapan kali lipat dalam sepekan terakhir.

Menurut data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, saat ini ada 62.342 kasus positif varian Omicron baru di seluruh dunia.

Kendati demikian, menurut ahli kesehatan dr Andreas Harry Lilisantoso, SpS (K) yang juga anggota Asosiasi Peneliti Alzheimer Internasional (AAICAD), Indonesia tidak perlu terlalu khawatir berlebihan menyikapi varian Omicron.

Pasalnya banyaknya sinar ultraviolet di negara seperti Indonesia menjadi salah satu keuntungan.

"Tidak usah khawatir, varian Omicron hanya ganas di negara yang ultraviolet (UV)-nya cuma dua UV, sedangkan di Indonesia rata-rata delapan UV," katanya di Jakarta, Senin (20/12), dikutip dari Republika (20/12/2021).

Baca Juga: 3 Penyebab Nyeri Lutut di Usia Muda, Redakan Gejalanya dengan 4 Cara Ini

Andreas mengatakan bahwa di wilayah Provinsi Papua UV-nya malah mencapai 12 UV.

"Jadi, mana bisa hidup Omicron dalam kondisi UV yang tinggi seperti itu," kata sukarelawan yang terlibat dalam membantu menggalang bantuan nutrisi bagi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 itu.

Namun menurut ahli saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) ini, seperti sudah banyak disampaikan para epidemiolog, protokol kesehatan Covid-19 adalah suatu keniscayaan yang harus dipatuhi semua masyarakat.

"Karena, bagaimanapun juga kondisi saat ini masih pandemi, jadi protokol kesehatan tidak boleh kendor dan bahkan abai," kata Andreas Harry Lilisantoso.

Fakta Sinar UV dari LIPI

Kembali ke sinar UV yang disebutkan di atas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Maret 2021 menyimpulkan memang benar Sinar Far Ultraviolet-C (UVC) dapat membunuh virus corona penyebab Covid-19.

Baca Juga: Di Usia 3 Tahun Perhatikan Mata Anak, Apakah Juling? Ini Cirinya

Sinar UV tersebut diyakini dapat menghambat penyebaran virus tersebut di udara dan permukaan benda, namun tetap aman bagi manusia.

"Dengan adanya paparan sinar Far UVC akan menghambat penyebaran virus Covid-19, baik di permukaan benda atau di udara dan lebih aman tehadap kulit dan mata dibanding sinar UVC lainnya, yaitu dengan panjang gelombang 254 nanometer," kata Ketua Tim Periset Bilik Sterilisasi menggunakan lampu Far UVC dari LIPI Dr Yusuf Nur Wijayanto.

Yusuf menjelaskan bagi masyarakat, penggunaan Sinar Far UVC dengan panjang gelombang 222 nanometer (nm) akan memberikan lingkungan yang lebih steril dari virus atau mikroorganisme dalam rangka mewujudkan suasana yang lebih aman dalam beraktivitas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ditentukan.

Baca Juga: WHO Ingatkan Rumah Sakit Prihal Penyebaran Omicron, Indonesia Jangan Sampai Jadi Zona Berbahaya

Untuk diketahu, dalam literatur kesehatan disebutkan sinar matahari merupakan sumber sinar UV.

Cahaya matahari terdiri dari tiga jenis sinar, yaitu UVA, UVB, dan UVC. Penggunaan jenis cahaya yang dapat membunuh virus corona adalah UVC.

Jangan Bergosip dan Spekulasi

Dalam masa pandemi, terlebih di masa merebaknya varian Omicron, “Kita jangan bergosip ria dengan ini. Dengarkan saja penjelasan resmi dari pemerintah, penjelasan resmi yang diberikan Kemenkes, atau kantornya pak Airlangga atau kantor saya. Karena jangan sampai ini menimbulkan kepanikan. Tidak ada yang perlu dibuat panik karena semua kesiapan kita jauh lebih bagus dari bulan Mei, Juni, Juli tahun ini,” jelas Luhut saat konferensi pers, Senin (20/12).

Luhut memastikan, kasus akibat varian Omicron yang telah terdeteksi di Indonesia hingga kini belum ditemukan di tengah masyarakat.

Kasus tersebut saat ini hanya ada di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet.

“Saya ulangi, sampai hari ini Omicron itu baru terdapat di Wisma Atlet. Itu sudah di-lockdown oleh Menkes. Dan ada tiga peluang lagi di Manado. Sampai hari ini, kita belum ditemukan di tengah masyarakat,” kata Luhut.

Baca Juga: Ibu Hamil Paling Berisiko Alami Ambeien Jelang Proses Persalinan

Karena itu, Luhut pun mengajak seluruh masyarakat untuk mematuhi seluruh instruksi dan aturan yang diberlakukan pemerintah.

Ia juga meminta agar tak ada masyarakat yang bermain terkait varian Omicron ini.

“Saya tidak ingin kita berpolemik. Saya mengimbau kita masyarakat semua, kita politisi, tentara, masyarakat, semua jangan ada yang memain-mainkan ini,” tegas Luhut.

Sementara itu, juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, hingga Senin (20/12) sebanyak 250 orang menjalani tracing kontak erat dari temuan kasus Omicron pertama di Indonesia. Dari 250 orang, 60 orang hasilnya positif Covid-19.

Baca Juga: Sering Diabaikan saat Cek Kandungan, Ini Gejala Ambeien Pada Ibu Hamil

"Yang di-tracing ada 250 orang dan 60 hasilnya positif Covid-19. 60 kasus positif sedang dilanjutkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS)," kata Nadia, dikutip dari Republika (20/12).

Akankah Omicron Menyebabkan Penyakit yang Lebih Parah?

Menurut CDC diperlukan lebih banyak data untuk mengetahui apakah infeksi Omicron, dan terutama infeksi ulang dan infeksi terobosan pada orang yang divaksinasi lengkap, menyebabkan penyakit atau kematian yang lebih parah daripada infeksi varian lain.

Sedangkan untuk vaksin yang sudah ada dan banyak digunakan saat ini di berfbagai negara, vaksin saat ini diharapkan dapat melindungi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat infeksi varian Omicron.

Baca Juga: 4 Metode Mengencangkan Vagina Kendur Setelah Melahirkan, Tinggal Pilih Sesuai yang Diinginkan

Namun, infeksi terobosan pada orang yang divaksinasi lengkap kemungkinan akan terjadi.

Terhadap varian lain, seperti Delta, vaksin tetap efektif mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

Kemunculan Omicron baru-baru ini semakin menekankan pentingnya vaksinasi dan booster.

Adapun untuk perawatan pasien terpapar varian Omicron, para ilmuwan sedang bekerja untuk menentukan seberapa baik perawatan yang ada untuk COVID-19 bekerja.

Berdasarkan susunan genetik Omicron yang berubah, beberapa perawatan cenderung tetap efektif sementara yang lain mungkin kurang efektif.

Pastinya saat ini, tegakan gaya hidup sehat, taati prokes, dan lakukan vaksinasi Covid-19, sebaiknya sampai booster.(*)

Baca Juga: Gejala dan Penanganan Tonsilitis, Radang Amandel Akibat Virus dan Bakteri