GridHEALTH.id - Penularan Covid-19 masih mengancam masyarakat di dunia sampai saat ini.
Bahkan Covid-19 terus bermutasi hingga menjadi sangat menular.
Yang terbaru yakni varian Omicron bahkan dimasukan dalam kategori "variant of concern" (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kategori VOC ini diartikan sebagai varian Covid-19 yang diduga mampu menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Meski demikian, beberapa ahli menyebut gejala varian Omicron lebih ringan.
Belum jelas memang apakah varian Omicron ini benar-benar mematikan atau tidak.
Namun yang pasti, penting bagi masyarakat mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 semakin meluas.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika terpapar varian Omicron?
Berikut penjelasan ahli.
Baca Juga: Jika 13 Kategori Ini Ada Pada Anak 6-11 Tahun, Artinya Tidak Boleh Divaksin Covid-19
1. Mengisolasi diri sesegera mungkin
Melansir dari New York Times, Sabtu (18/12/2021) pakar dan ahli kesehatan menyebutkan, ketika tes PCR menunjukkan hasil positif Covid-19, kita bisa mengisolasi diri sesegera mungkin, bahkan jika tidak bergejala sekalipun.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS merekomendasikan isolasi mandiri selama 10 hari setelah positif terpapar virus corona varian apa pun.
CDC merekomendasikan, isolasi mandiri dapat dimulai sejak hari pertama munculnya gejala.
Di samping itu, CDC juga menyebut beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap mungkin dapat bergerak lebih bebas di sekitar rumah dan dapat sembuh lebih cepat.
"Jika kita telah divaksinasi lengkap dan tidak memiliki gejala, kita dapat melakukan tes Covid-19 mulai hari kelima setelah dikonfirmasi, dan berhenti isolasi mandiri setelah menjalani dua tes PCR yang dinyatakan negatif dalam selang waktu beberapa hari," imbuh dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Brown, Dr Ashish K Jha.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Ambeien Saat Hamil Bisa Segera Sembuh dengan Cara Ini
Pakar penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr Peter Chin-Hong mengatakan, isolasi dapat dilakukan dengan memisahkan diri dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dan tidak bepergian keluar.
Meski sulit, kita diharuskan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa berkontak langsung dengan keluarga untuk menjaga mereka tetap aman dan terlindungi.
Jika memungkinkan, makanan dapat diantarkan ke depan pintu kamar untuk meminimalkan kontak langsung.
Kemudian, jika rumah memiliki lebih dari satu kamar mandi, maka tentukan satu tempat khusus untuk pasien Covid-19.
Namun, jika hanya ada satu kamar mandi, kita dan keluarga harus selalu memakai masker, dan setelahnya lakukan desinfeksi dudukan maupun gagang toilet, gagang keran, tempat sabun, serta sakelar lampu.
Selain itu, pastikan ventilasi udara dan jendela terbuka, agar sirkulasi udara berputar dengan baik.
Orang-orang yang tinggal serumah harus berhati-hati, tetapi mereka tidak perlu panik terutama jika mereka telah divaksinasi.
“Tingkat penularan Covid di dalam rumah tangga tidak 100 % (menular) dalam jangka panjang, bahkan pada varian (Covid-19) yang lebih menular,” jelas Dr Paul Sax, ahli penyakit menular di Brigham and Women's Hospital dan profesor di Harvard Medical School.
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah, saat gejala Covid-19 terus berlanjut, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter dan tetap lakukan isolasi mandiri.
Sebab, orang yang sistem kekebalannya rendah atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya kemungkinan rentan terhadap infeksi yang lebih lama.
Hal tersebut tergantung pada hasil tes, dan masa isolasi mungkin akan diperpanjang hingga 20 hari.
Baca Juga: Varian Omicron di Indonesia Berasal dari 3 Negara; Nigeria, Amerika, dan Inggris
2. Beritahu semua orang yang berkontak langsung dalam sepekan terakhir
Secara umum, panduan tentang isolasi, pemantauan, dan pengobatan cenderung sama seperti pada varian sebelumnya.
Dr Sax menegaskan, ketika Anda dikonfirmasi terpapar Covid-19, beritahu orang-orang yang pernah berkontak langsung dalam sepekan terakhir agar mereka dapat menjalani tes Covid.
“Banyak orang berpikir jika terinfeksi varian Omicron adalah sebuah kegagalan. Ini (Omicron) adalah varian yang sangat menular. Banyak orang yang akan ditularkannya," ungkap Jha.
Jangan lupa untuk memberi tahu dokter yang menangani, terutama jika memiliki penyakit penyerta, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes yang berisiko lebih tinggi.
3. Pilihan pengobatan
Para ahli mengatakan, sangat penting untuk selalu memantau gejala Covid-19 yang disebabkan varian Omicron.
Gunakan alat pulse oximeter untuk mengamati kadar oksigen dalam darah.
Untuk diketahui, pembacaan kadar oksigen pada orang sehat biasanya sekitar 95-99 %.
Artinya, kita harus mewaspadai jika kadar oksigen turun menjadi 93 % atau bahkan lebih rendah.
Baca Juga: Meski Tak Berbahaya, Ambeien Pada Ibu Hamil Bisa Terulang Kembali
Konsultasikan dengan dokter, apakah terapi antibodi monoklonal dapat dilakukan untuk membantu tubuh melawan Covid-19 dan menurunkan risiko penyakit parah, terutama bagi orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi.
Kendati terapi monoklonal diduga tidak efektif dalam melawan varian Omicron, ahli epidemiologi rumah sakit dan spesialis penyakit menular pediatrik di N.Y.U. Langone, Dr. Jennifer Lighter menjelaskan hal ini masih terus dikaji.
Sejauh ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengizinkan penggunaan obat oral atau minum produksi Pfizer dan Merck untuk digunakan pasien di rumah.
4. Lakukan tes PCR jika berkontak langsung dengan orang yang positif varian Omicron
Dalam kasus ini, CDC menyebutkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap tidak perlu dikarantina setelah kontak dengan seseorang yang memiliki Covid-19 kecuali mereka memiliki gejala.
Akan tetapi, mereka harus dites PCR dalam lima sampai tujuh hari setelah kontak, dan tetap menggunakan masker selama 14 hari meski tidak bergejala.(*)