GridHEALTH.id - Setelah melahirkan, tak sedikit ibu yang mengeluh mengalami berbagai masalah kulit.
Menurut laman babycentre.co.uk, salah kulit tersebut biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dan rasa lelah yang menyertai setelah melahirkan.
Kondisi kulit bisa berkembang setelah melahirkan sama seperti masalah kulit yang muncul selama kehamilan.
Untungnya, sebagian besar masalah kulit yang muncul setelah melahirkan dapat diobati, jadi tidak perlu terlalu khawatir.
Lantas apa saja masalah kulit setelah melahirkan yang paling sering dialami?
Baca Juga: 5 Jenis Protein Perlu Dikonsumsi Agar Luka Jahitan Usai Melahirkan Cepat Kering
1. Melasma
Dilansir dari thomsonmedical.com, melasma merupakan peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang memicu melanosit, ini dapat menyebabkan bintik-bintik gelap muncul di kulit wajah.
Baca Juga: Sakit Saat Bicara dan Mengunyah, Waspada Gangguan Sendi Rahang
Bercak melasma berwarna coklat atau abu-abu coklat paling sering muncul di pipi, dahi, hidung, dan dagu.
Pada wanita, melasma sering memudar dengan sendirinya setelah kehamilan atau setelah seorang wanita berhenti mengonsumsi pil KB.
Krim pencerah kulit dapat membantu melasma yang tidak sembuh-sembuh.
2. Dermatitis/eksim
Eksim atau dermatitis adalah kondisi yang relatif umum namun tidak menular, sehingga tidak akan menyebar ke bayi.
Baca Juga: Penyebab Youtuber Mbah Minto Wafat Terlihat Lewat Rontgen, Begini Kronologinya
Seringkali itu merupakan kejengkelan dari kondisi kulit sensitif yang mendasarinya yang telah ada selama beberapa waktu.
Untuk ibu baru, itu juga bisa berkembang sebagai akibat dari kontak air yang berlebihan karena sering mencuci tangan.
Gunakan pelembab secara teratur untuk menenangkan kulit yang meradang dan gatal.
Krim steroid topikal yang diresepkan dokter dapat membantu untuk menenangkan kulit yang meradang dan aman digunakan bahkan saat menyusui.
Baca Juga: Kasus Varian Omicron di Indonesia Bertambah, Kini Jadi 8 Kasus yang terdeteksi
Gunakan pengganti sabun yang lembut dan terus pelembap bahkan setelah ruam kulit mereda.
3. Stretchmark
Stretchmark mempengaruhi setidaknya 90 % wanita hamil.
Stretchmark adalah bentuk jaringan parut yang tampak merah saat baru muncul, tetapi sebagian besar akan memudar menjadi putih setelah melahirkan.
Selama kehamilan, penggunaan pelembab secara intensif dapat membantu meredakan kondisi ini, dan ada krim stretchmark yang diformulasikan secara khusus di pasaran yang dapat terus ibu gunakan setelah melahirkan.
Untuk kasus yang lebih parah, dokter kulit mungkin meresepkan krim tretinoin untuk digunakan pascapersalinan saat ibu tidak menyusui.
Beberapa perawatan laser pengencangan kulit juga dapat jadi pilihan yang aman untuk menghilangkan stretchmark bahkan jika ibu sedang menyusui, tetapi ini biasanya memerlukan beberapa sesi.
Baca Juga: Cara Mengejan Tepat Melahirkan Normal Lancar, Ini Panduannya
4. Telogen effluvium
Masalah kuliti ini dapat mengakibatkan rambut rontok yang biasanya terjadi sekitar tiga bulan setelah melahirkan.
Meskipun kerontokan rambut yang meningkat dapat menyusahkan, namun itu umumnya merupakan kondisi yang sementara, dan ibu biasanya akan pulih dalam waktu enam bulan.
Jika ibu melihat peningkatan rambut rontok, konsultasikan dengan dokter untuk menyingkirkan penyebab rambut rontok lainnya (seperti kadar zat besi yang rendah).
Obat topikal munkin diresepkan dokter jika ibu tidak sedang menyusui.
5. Jerawat
Masalah kulit ini disebabkan oleh peradangan pada kelenjar minyak wajah.
Jerawat juga dapat diperparah oleh perubahan hormonal.
Sebagian besar waktu, jerawat hilang dalam beberapa minggu atau bulan, tetapi perawatan medis baiknya dilakukan untuk mencegah risiko jaringan parut.
Ada banyak agen topikal yang dapat digunakan dengan aman bahkan saat menyusui. Dalam kasus yang lebih parah, obat oral seperti antibiotik mungkin diperlukan.(*)
Baca Juga: Alami Ambeien Saat Hamil, Bisakah Ibu Melahirkan Secara Normal?