Find Us On Social Media :

Jika Hari Ini dan Sebelumnya Suara Anda Serak, Waspada Infeksi Omicron

Suara serak slaah satu gejala infeksi varian Omicron.

GridHEALTH.id - Suara berasal dari pita suara yang terletak di dalam laring.

Meskipun pita suara agak terpisah, mereka saling bersentuhan saat seseorang berbicara  atau bernyanyi.Pita suara bergetar melalui aliran udara yang dikeluarkan dari paru-paru, menghasilkan suara yang berbeda.

Lidah, bibir, langit-langit dan gigi yang terletak di atas pita suara membantu pembentukan kata.

Nah, masalah pada getaran pita suara dapat menyebabkan suara serak.Fuat Güder, seorang dokter di Medient Medical Center, Islamabad Pakistan, seperti diberitakan GridHEALTH.id (6/4/2021), penyebab suara serak mungkin;- Radang tenggorokan akut (peradangan virus atau bakteri pada pita suara)- Berteriak atau bersuara keras yang menekan pita suara (berbicara di tempat yang bising, menyampaikan pidato tanpa mikrofon, dll.)

Baca Juga: Restoran di SCBD Jakarta Sempat Didatangi Pasien Varian Omicron Transmisi Lokal dari Medan

- Nodul pita suara jinak, polip atau kista- Pendarahan di pita suara- Refluks gastroesofagus (GERD)- Merokok- Kondisi neurologis (seperti penyakit Parkinson dan stroke)

Baca Juga: TBC dan DBD, Endemi yang Jadi Penyakit Tropis Paling Mengancam

- Kanker laring.

Kini, saat varian Omicron mewabah, suara serak menjadi gejala infeksi varian Omicron.

"Seringkali suara serak muncul sebelum gejala lain seperti hidung tersumbat, batuk kering, dan nyeri di punggung bagian bawah," ujar seorang dokter di Afrika Selatan yang mengidentifikasi Omicron, Angelique Coetzee. Ia juga mengatakan bahwa nyeri otot, kelelahan, tenggorokan gatal, dan keringat malam adalah gejala yang umum dari infeksi akibat varian ini. Menurut Angelique Coetzee, dilansir dari Mirror (27/12/2021), "Seringkali serak muncul sebelum gejala lain seperti hidung tersumbat, batuk kering, dan nyeri di punggung bagian bawah," ujarnya.Sedangkan menurut para ilmuwan yang menjalankan aplikasi Studi Gejala Covid di Zoe and Kings College menemukan lima gejala Omikron teratas, di antaranya hidung meler, sakit kepala, kelelahan ringan atau parah, bersin, dan masalah tenggorokan.Mereka kemudian menemukan bahwa hanya 50 persen orang dengan Omicron yang terkena tiga gejala klasik virus corona yaitu demam, batuk, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.Di antara gejala lain yang telah dilaporkan oleh mereka yang terinfeksi Omicron adalah kehilangan nafsu makan, dan brain fog.

Karantina Diperketat

Baca Juga: Pencegahan Kebutaan Pada Penyandang Diabetes, Begini Caranya

Karena varian Omicron sudah ditemukan di Indoensia, malah sudah ada satu kasus transmisi lokal, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin bakal memperketat karantina untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari luar negeri.

Hal ini disampaikan Budi dalam konferensi pers PPKM, Senin (27/12/2021.

Pengetatan dilakukan untuk mencegah penyebaran varian Omicron di Indonesia sebagai bagian dari strategi surveilance atau 3T.

"Kita akan memperketat karantina dari luar negeri. Kalau teman-teman bertanya, 'Wah, menyulitkan'. Memang menyulitkan tapi hanya untuk puluhan ribu rakyat kita yang relatif lebih mampu yang memang kemarin jalan ke luar negeri," kata Budi dalam konferensi pers.

Budi menuturkan, karantina yang lebih ketat kepada para pelaku perjalanan luar negeri untuk menjaga 270 juta rakyat Indonesia yang saat ini kondisinya lebih baik dibanding saat varian Delta pada Juli 2021 lalu.

Baca Juga: Anak di Bawah Usia 5 Tahun yang Tidak Divaksin, Bagaimana Cara Melindungi Mereka Dari Covid-19?

Apalagi kata Budi, sebanyak 98 persen penyebaran varian Omicron di Indonesia terjadi karena perjalanan dari luar negeri.

"Jadi tolong dipahami bahwa sekarang proses karantina kedatangan luar negeri untuk WNI akan kita perketat. 98 persen kasus Omicron terjadi karena orang-orang kita pulang dari luar negeri," beber Budi.

Lebih lanjut budi menjelaskan, pihaknya akan menyebar teknologi baru untuk test PCR di pintu utama kedatangan luar negeri.

Test PCR ini mampu melihat simptom Omicron dengan identifikasi lebih cepat, yakni 4-6 jam.

"Kita akan datangkan 15 mesin genome baru, mudah-mudahan di awal tahun depan segera datang dan akan kita sebarkan ke seluruh pulau Indonesia, Sumatera, Kalimantan sulawesi, Maluku, Papua, agar tes ini jadi lebih cepat dan jaringan jadi lebih kuat tidak hanya di Jawa," sebut Budi.(*)

Baca Juga: Ditemukan Kasus Transmisi Lokal Varian Omicron, Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso