GridHEALTH.id - Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono merasa ragu jika di Indonesia akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di akhir 2021.
Hal tersebut sudah diucapkannya pada bulan lalu, November 2021.
Ada beberapa alasan dirinya ragu Indonesia akan mengalami lonjakan kasus Covid-19, meski saat ini varian Omicron tengah mewabah di dunia. Bahkan sudah masuk Indonesia.
Baca Juga: Restoran di SCBD Jakarta Sempat Didatangi Pasien Varian Omicron Transmisi Lokal dari Medan
Pandu Riono pun optimis jika Indonesia akan masuk fase endemi Covid-19 pada tahun depan (2022).
Bahkan saat ini fase itu disebutnya sudah dimasuki, "tapi kita belum PD (percaya diri) saja."
Pandu Riono mengatakan itu dalam bincang-bincang "2022: Menuju Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa 28 Desember 2021.
Optimismenya untuk fase endemi dikaitkannya dengan terkendalinya jumlah kasus baru di dalam negeri saat ini. Walau masih ada tapi tidak membebani layanan kesehatan.
Begitu juga dengan Covod-19 varian baru, Omicron. "Tidak usah ditakuti, tidak berdampak pada orang sakit berat dan meninggal," katanya.
Baca Juga: Hati-hati, Penggunaan Produk Riasan Mata Tak Berkwalitas Bisa Sebabkan Blefaritis
Tapi dirinya pun mengingatkan hal itu bisa terealisasi jika vaksinnya goal.
Harapannya, cakupan vaksinasi itu bisa sampai 100 persen dari total penduduk di Indonesia.
"Sehingga masyarakat Indonesia memiliki imunitas yang bisa mengenali dan mendeteksi virus. Dengan demikian kita bisa lebih siap menghadapinya," tuturnya.
Mengenai endemi, melansir Tempo.co (28/12/2021), Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Bidang Penanganan Covid-19, Andani Eka Putra, mengatakan bahwa salah satu indikator Indonesia masuk dalam fase endemi adalah tidak adanya potensi lonjakan kasus.
Saat ini, ia menilai, situasi di Indonesia memang relatif cukup terkendali, terlihat dari positivity rate (jumlah terkonfirmasi positif dari total sampling) sekitar 0,25 persen.
Baca Juga: TBC dan DBD, Endemi yang Jadi Penyakit Tropis Paling Mengancam
Munculnya varian Omicron dapat berpotensi menimbulkan lonjakan kasus.
Sejauh ini sudah didapati 46 kasusnya di Indonesia dari paparan varian yang diketahui sangat mudah menular itu.
Tapi untuk lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, Pandu Riono merasa ragu akan sampai terjadi.
Sebab, menurutnya sebagian besar warga di Tanah Air telah memiliki kekebalan terhadap COVID-19, baik yang diperoleh secara alami atau buatan.
Baca Juga: Pencegahan Kebutaan Pada Penyandang Diabetes, Begini Caranya
Kekebalan alami diperoleh karena warga berhasil bertahan usai terinfeksi varian 1.617.2 atau Delta. Sedangkan, kekebalan buatan diperoleh karena menerima vaksin COVID-19 dua dosis.
"Kondisi sekarang (jelang memasuki Natal dan Tahun Baru) berbeda dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun lalu, Indonesia belum memiliki program vaksinasi. Sedangkan, ketika mudik Lebaran 2021 dilarang, warga yang sudah divaksinasi masih sedikit dan saat itu varian Delta sudah keburu masuk ke Indonesia," ujar Pandu, dilansir dari IDN Times (26/11/2021).
"Kita sudah punya pengalaman (menghadapi) varian Delta di bulan Juli kemudian berhasil diturunkan drastis hingga seperti saat ini, kok gak percaya diri sih (menghadapi prediksi gelombang ketiga)? Kan, kita sudah berhasil menghadapi varian virus Sars-CoV-2 yang paling jago," kata dia.(*)
Baca Juga: Anak di Bawah Usia 5 Tahun yang Tidak Divaksin, Bagaimana Cara Melindungi Mereka Dari Covid-19?