Find Us On Social Media :

Produsen Vaksin Dunia Sudah Memprediksi Akhir Pandemi Covid-19, Bos Moderna; 2022 Berakhir

Prediksi akhir pandemi Covid-19 dari produsen vaksin besar dunia. 2022 semua beres.

GridHEALTH.id - Kasus Covid-129 masih tinggi di dunia.

Tenaga medis hingga WHO pun hingga kini masih disibukan dengan urusan pandemi Covid-19 yang melelahkan.

Tapi produsen vaksin dunia, seperti Moderna dan AstraZeneca, sudah mempunyai prediksi kapan pandemi Covid-19 ini akan berkahir.

Sepertinya mereka sangat yakin dengan prediksi masing-masing.

Ilmuwan Inggris yang menciptakan vaksin AstraZeneca, Prof Dame Sarah Gilbert dari Oxford University menyebut virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 akan 'melemah' dan pada akhirnya akan menjadi seperti flu biasa.

"Kita sudah hidup dengan 4 jenis virus corona yang kita tidak terlalu pikirkan, dan pada akhirnya SARS-CoV-2 akan menjadi salah satunya," katanya, dikutip dari Standard.co.uk.

"Pertanyaannya cuma berapa lama hingga kita sampai sana dan langkah apa yang kita lakukan untuk mengelola sampai waktu tersebut," jelasnya.

Sedangkan bos besar Moderna, Stephane Bance, memprediksi pandemi akan mereda paruh kedua 2022.

"Jika Anda melihat ekspansi luas pada kapasitas produksi industri dalam 6 bulan terakhir, akan ada cukul vaksin pada pertengahan tahun depan sehingga semua orang di dunia bisa divaksinasi," katanya dalam wawancara dengan surat kabar Swiss, Neue Zuercher Zeitung.

Baca Juga: Mengenal Pilihan Pengobatan Chondrosarcoma, Kanker Tulang yang Sering Menyerang Lansia

"Booster juga seharusnya memungkinkan sejauh yang dibutuhkan," katanya, dikutip dari Reuters.

Menurut CEO, masuk akal jika orang-orang berasumsi bahwa kita mungkin mendekati tahap akhir pandemi.

“Saya pikir itu adalah skenario yang masuk akal,” katanya kepada 'Squawk Box Asia' CNBC yang dikutip Kamis (16/2/22) ketika ditanya tentang pandangan bahwa pandemi Covid-19 sekarang mungkin dalam tahap akhir.

“Ada kemungkinan 80% bahwa ketika omicron berevolusi atau virus SarsCov-2 berevolusi, kita akan melihat semakin sedikit virus yang mematikan,” lanjutnya.

Meski demikian, Bancel juga mengatakan ada skenario 20% kemungkinan kita melihat mutasi berikutnya, yang lebih mematikan daripada omicron.

“Saya pikir kita beruntung sebagai dunia yang omicron tidak terlalu ganas, tetapi kita masih melihat ribuan orang meninggal setiap hari di planet ini karena omicron,” katanya.

Memang, menurut WHO ada 15,47 juta kasus baru yang dilaporkan dalam 7 hari terakhir di seluruh dunia, dan 73.162 kematian pada periode yang sama.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sementara varian omicron tampak lebih menular, meski tidak membuat orang sakit seperti delta.

Pada kesempatan terpisah, “Alasan kami ingin berekspansi di Asia adalah pentingnya kawasan itu,” katanya kepada CNBC.

Baca Juga: Indra Kenz Sakit, Sudah Lama Penjadwalan Berobatnya, Pemeriksaan di Bareskrim Polri Diajukan Kuasa Hukumnya Dijadwalkan Ulang

“Fakta bahwa virus ini tidak akan hilang, seperti yang telah kami katakan sejak awal – virus ini akan tetap bersama manusia selamanya, seperti flu dan kita harus menghadapinya," jelas Bancel, yang juga menyampaikan, dirinya menemukan bahwa ekspansi ekonomi di Asia sangat menarik, dan bahwa perusahaan bermaksud untuk membuka anak perusahaan baru di Malaysia, Taiwan, Singapura dan Hong Kong.(*)

Baca Juga: Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh dengan Gaya Hidup Sehat