GridHEALTH.id - Penyebaran virus Covid-19 memang masih terjadi sampai saat ini.
Namun beberapa waktu lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah mulai turun.
Dimana dalam sepekan terakhir, penurunan terjadi hingga 19 %.
Sementara angka kematian yang tercatat tetap stabil.
Melansir Al Jazeera, WHO mencatat pada Selasa (15/2/2022) ada lebih dari 16 juta kasus Covid-19 baru dan kematian hanya di bawah 75.000 yang dilaporkan secara global selama 7-13 Februari 2022.
Disebutkan juga bahwa Pasifik Barat merupakan satu-satunya wilayah yang melaporkan peningkatan kasus mingguan terbaru, naik sekitar 19 %.
Lalu, Asia Tenggara mencatat penurunan sekitar 37 %, tercatat sebagai penurunan terbesar di enam wilayah WHO.
Sedangkan jumlah kasus baru Covid-19 terbesar terlihat di Rusia dan tempat lain di Eropa timur dalam beberapa pekan terkahir.
Kasus baru tersebut didorong oleh lonjakan varian Omicron yang sangat menular.
Baca Juga: FKG UI; Hanya dengan Berkumur dan Gargle Turunkan Risiko Infeksi Covid-19
Di wilayah Mediterania Timur dan sekitar sepertiga di Pasifik Barat, WHO melihat jumlah kematian meningkat sebesar 38 %.
WHO mengatakan bahwa semua varian virus corona lainnya, termasuk Alpha, Beta, dan Delta, terus menurun secara global saat Omicron menyingkirkannya.
Di antara lebih dari 400.000 urutan virus Covid-19 yang diunggah ke database virus terbesar dunia dalam sepekan terakhir, lebih dari 98 % adalah Omicron.
WHO mengatakan versi BA.2 dari Omicron tampaknya "terus meningkat" dan prevalensinya telah meningkat di Afrika Selatan, Denmark, Inggris dan negara-negara lain.
Pejabat kesehatan telah mencatat bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Covid-19 sebelumnya di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Disebutkan pula tingkat rawat inap dan kematian tidak meningkat secara substansial, bahkan dengan penyebaran Omicron.
Direktur WHO Afrika, Dr Matshidiso Moeti, mengatakan pekan lalu ada "cahaya di ujung terowongan" untuk benua itu dan bahwa meskipun tingkat vaksinasi rendah.
Diketahui, saat ini Afrika sedang bertransisi dari fase pandemi akut Covid-19.
Namun apakah penurunan kasus Covid-19 di seluruh dunia ini menjadi tanda pandemi akan berakhir?
Baca Juga: Cara ke 3 Cegah Infeksi Covid-19, Menjaga Kebersihan Hidung dan Mulut dengan Berkumur
Dikutip Guardian, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah berulang kali mengatakan bahwa pandemi belum berakhir.
Tedross juga menekankan terlalu dini bagi negara-negara untuk berpikir bahwa akhir mungkin sudah dekat.
“Harapan kami, fase akut pandemi ini akan berakhir tahun ini, tentunya dengan satu syarat, vaksinasi 70 % (target tercapai) pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” katanya kepada wartawan di Afrika Selatan, pekan lalu, seperti dikutip Al Jazeera.
Karenanya penting bagi masyarakat tetap mewaspadai penularan Covid-19 semakin meluas.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Baca Juga: 4 Tips Merawat Lansia yang Terinfeksi Covid-19 Selama di Rumah