Seperti penelitian dari 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Neuroimmunomodulation.
Dimana penelitian itu meminta 11 sukarelawan pria untuk masturbasi sampai orgasme.
Para peneliti mengambil darah dari para partisipan ini saat mereka masturbasi, serta selama pengaturan kontrol, ketika tidak ada aktivitas seksual yang terlibat.
Mereka kemudian mengukur keberadaan berbagai penanda aktivitas sistem imun dalam darah.
Mulai dari leukosit, limfosit, interleukin 6 yang diinduksi lipopolisakarida, dan faktor nekrosis tumor alfa, selama kondisi kontrol, serta sebelum orgasme, dan pada 5 dan 45 menit setelah mencapai orgasme melalui masturbasi.
Hasilnya, studi tersebut menemukan bahwa masturbasi untuk sementara meningkatkan aktivitas beberapa komponen sistem imun, yaitu leukosit, dan khususnya sel pembunuh alami yang melawan sel tumor kanker dan sel yang terinfeksi virus.
Selama bertahun-tahun, banyak media telah mengutip penelitian ini untuk mendukung gagasan bahwa masturbasi dapat membantu meningkatkan respons sistem imun.
Baca Juga: Jangan Percaya Keseringan Masturbasi Sebabkan Pria Impotensi, Justru Karena Hal Ini Itu Bisa Terjadi
Namun para ahli kesehatan memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan.
Studi baru yang diterbitkan pada tahun 2016 meneliti 31.925 peserta pria yang menjawab kuesioner tentang frekuensi ejakulasi selama periode 18 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk memastikan apakah ada hubungan antara frekuensi ejakulasi dengan risiko kanker prostat.
Penelitian tersebut menemukan "hubungan yang menguntungkan" antara ejakulasi yang lebih sering dan risiko kanker prostat yang lebih rendah.