Memutus mengonsumsi antibiotik ditengah jalan, karena merasa sudah baik, pun tidak dianjurkan. Karena akan sebabkan resistensi antibiotik.
Konsumen kesehatan pun harus tahu, pemberian antibiotik oleh dokter itu menurut aturannya ada yang namanya terapi empiris.
Terapi empiris ini penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Dalam terpi empiris ini pemberian antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi.
Baca Juga: 5 Obat Herbal untuk Atasi Batuk Pada Anak-anak, Mudah Didapatkan
Pada infeksi sedang sampai berat, dokter dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotik parenteral (Cunha, BA.,2010).
Lama pemberian terapi antibiotik empiris ini untuk jangka waktu 48-72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya (IFIC., 2010; Tim PPRA Kemenkes RI.,2010).
Jadi lama mengonsumsi antibiotik ada batasnya, tidak boleh terlalu cepat, juga terlalu lama.
Semua harus mematahuinya, demi kesehatan bersama.(*)
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Kapan Indonesia Bisa Lepas Masker, Ini Kuncinya