GridHEALTH.id - Tak sedikit masyarakat yang kembali menggunakan minyak jelantah untuk memasak.
Hal ini tak terlepas dari kembali tingginya harga minyak goreng di pasaranan.
Apalagi di beberapa daerah juga masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Diketahui minyak jelantah sendiri adalah minyak goreng yang telah digunakan berulang kali, atau minyak goreng bekas.
Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Peneliti di Pusat Riset Kimia Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yan Irawan mengatakan, minyak jelantah dapat meningkatkan kolesterol dikarenakan kandungan asam lemak bebas.
Kolesterol bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
“(Bahaya minyak jelantah atau minyak goreng bekas) kolesterol yang disebabkan oleh kandungan asam lemak bebas. Yang pada akhirnya berisiko terhadap penyakit jantung,” ujar Yan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/3/2022).
Proses pemanasan minyak goreng yang lama atau berulang akan menyebabkan oksidadi dan polimerasi asam lemak yang menghasilkan radikal bebas senyawa peroksida yang bersifat toksis bagi sel tubuh.
Baca Juga: Minyak Goreng Terbarukan Solusi Mahal dan Langkanya Minyak Sawit dan Lebih Sehat, dari Ganggang
Melansir Kompas.com, 9 Mei 2020, peneliti dari Brandeis University, Waltham, Amerika Serikat Kenneth C. Hayes dkk dalam European Journal of Lipid Science and Technology (2007) mengungkapkan bahwa pemakaian minyak jelantah berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen.
Hal tersebut akan mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia, yang jika terus berlanjut, maka dapat mengakibatkan kanker.