Find Us On Social Media :

Ternyata Jika Kurang Gerak Lebih Berbahaya Dari Obesitas, Ini Fakta Ilmiahnya

Kebiasaan malas gerak alias mager berbahaya. Jauh lebih membahayakan daripada obesitas.

GridHEALTH.id - Anak milenilah akrab betul dengan istilah mager.

Ya, mager alias malas gerak sama saja dengan kurang gerak.

Padahal sejatinya manusia diciptakan harus bergerak, dan blue print tubuh manusia tersebut berlaku dari mulai manusia pertama diciptakan hingga kimat.

Jadi kita saat ini dengan manusia zaman dahulu sebelum adanya teknologi komunikasi, blue printnya tetap sama.

Nah, dari sini kita harusnya sadar jika bergerak alias aktivitas fisik adalah kewajiban dan keharusan.

Ketahuilah prihal bergerak alias aktivitas fisik ini, para peneliti dari Universitas Cambridge mengatakan, kurang bergerak jauh lebih berbahaya ketimbang kelebihan berat badan.Mereka menyampaikan statements tersebut bukan tanpa alasan.

Bahkan para peneliti tersebut menyapaikan hal tersebut dengan fakta ilmiah.

Berdasarkan penelitian yang mereka jalankan, 676 ribu kematian setiap tahun terjadi pada manusia karena kurang bergerak.

Baca Juga: 7 Penyakit yang Disebabkan Oleh Kualitas Udara di Kota Kita Buruk

Sedangkan jumlah kematian akibat obesitas mencapai 337 ribu kasus.Jadi dari data tersebut sejumlah ahli menyatakan, jalan kaki selama 20 menit setiap hari bisa mengurangi risiko kematian.Studi itu juga mengungkapkan, orang kurus yang jarang berolahraga mempunyai risiko lebih besar mengalami masalah kesehatan.Sementara itu, orang dengan obesitas tetapi rutin berolahraga mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak pernah berolahraga.Studi ini dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition yang bertujuan untuk mengetahui bahaya dari kurang gerak dan obesitas.

Hasil penelitian tersebut dihasilkan dari penelitian terhadap 334 ribu responden selama 12 tahun.

"Risiko terbesar [dari kematian dini] terjadi pada mereka yang jarang bergerak, dan itu konsisten dalam berat badan normal, kelebihan berat badan dan kegemukan," kata salah seorang peneliti, Prof Ulf Ekelund mengatakan kepada BBC News.Prof Ekelund, yang tinggal di Norwegia, melakukan olahraga ski cross country dan olah raga berat selama lima jam setiap minggu.Namun, ia mengatakan berjalan cepat dapat mengubah kesehatan.