GridHEALTH.id - Pemeriksaan laboratorium tentunya sudah tidak aneh dan asing bagi masyarakat.
Tapi tahu kah, apa pentingnya pemeriksaan laboratorium bagi kita?
Ketahuilah, pemeriksaan laboratorium itu bukan semata untuk menegakkan diagnosa dokter saat kita sakit.
Pemeriksaan laboratorium penting bagi kita, karena:
* Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
* Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi
* Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
* Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya
* Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
Baca Juga: Kelainan Darah Thalasemia Muncul Pada 2 Tahun Pertama Kehidupan, Ini Gejalanya
* Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
* Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.
Nah, dari paparan di atas kita sudah bisa tahu bahwasannya pemeriksaan laboratorium merupakan analisis biokimia terhadap perubahan fungsi tubuh yang timbul sebagai akibat dari penyakit tertentu, baik susunan kimia maupun mekanisme biokimia tubuh.
Jadi pemeriksaan laboratorium bisa memberikan:
* Prediksi kesehatan
* Pencegahan penyakit
* dan dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa, karena hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit.
Ketahuilah untuk menegakkan diagnosa tidaklah mudah bagi dokter, diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.
Mengenai hal tersebut, menurut Henry dan Howanitz, dikutip dari academia.edu (tag; Clinical Biochemistry) para dokter memilih dan mengevaluasi pemeriksaan laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:
Baca Juga: Deteksi Thalassemia dan Penyakit Ini Bisa Dicegah dengan Satu Cara
1. Untuk menunjang diagnosis klinis
2. Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3. Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4. Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5. Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring).
Pilih Laboratorium yang Kredibel
Untuk diketahui, karena begitu pentingnya pemeriksaan laboratoroium, hasil pemeriksaannya pun harus bisa dipertanggung jawabkan, dan tentunya tepat.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perlu dilakukan pengendalian terhadap tindakan pra analitik, analitik, dan pasca analitik melalui pemantapan mutu laboratorium.
Tahap pra analitik, melansir repository.unimus.ac.id, merupakan suatu tahap yang sangat penting dan rawan terhadap kesalahan.
Baca Juga: 11 Pemicu Penis Lemas Padahal Baru Akan Mulai Bercinta? Perhatikan Gejala dan Penyebabnya
Asal tahu saja, terdapat sekitar 40 persen sampai 70 persen kesalahan terjadi pada tahap pra analitik yang pada umumnya terjadi karena terdapat masalah pada persiapan pasien, pengambilan sampel (phlebotomi), transportasi atau pengiriman sampel dan penyimpanan sampel/spesimen.
Misal, pada pemeriksaan laboratorum kimia klinik, pemeriksaan HDL kolesterol (High Density Lipoprotein), rawan terjadi kesalahan saat pengumpulan spesimen darah (phlebotomi), pemasangan torniquet atau tali pembendung, anjurannya 3-4 inci atau 4-5 jari di atas tempat penusukan.
Selain itu, waktu pembendungan idealnya kurang dari 1 menit, apabila pemasangan torniquet lebih dari 1 menit maka akan menimbulkan hemokonsentrasi yang berakibat pada hasil pemeriksaan.
Lama waktu pembendungan yang direkomendasikan WHO yaitu kurang dari 2 menit, tetapi sebaiknya dilakukan ≤ 1 menit, CLSI mengatakan bahwa pembendungan darah vena tidak lebih dari 1 menit atau maksimal 1 menit dengan tekanan 40 mmHg.
Meski telah disarankan oleh WHO dan CLSI, tetap saja sampai saat ini masih banyak dijumpai Phlebotomis yang melakukan pembendungan lebih dari 1 menit, bahkan sampai ada yang membendung lebih dari 3 menit karena berbagai alasan, seperti kesulitan dalam mencari vena, dan pada saat torniquet telah terpasang pasien menjadi ketakutan saat akan ditusuk sehingga membuat waktu pembendungan menjadi lebih lama.
Nah, salah pembendungan darah saja, akan terjadi hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat dari perembesan plasma darah yang keluar melalui pembulu darah yang ditandai dengan nilai hematokrit yang tinggi.
Nilai hematokrit yang tinggi menandakan semakin rendah nilai serum darah.
Serum di dalam darah yang berfungsi sebagai pelarut rendah, maka akan mengakibatkan kekentalan di dalam pembulu darah.
Kekentalan pada pembulu darah menyebabkan peningkatan PCV dan elemen sel, serta peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, dan profil lipid seperti HDL kolesterol).
Karenanya menentukan dan memilih laboratorium yang bisa dipercaya, bekerja sesuai standar medis yang telah ditetapkan, penting sekali.(*)
Baca Juga: Mata Bengkak Tak Melulu Bintitan Bisa Juga Gegara Kalazion, Apa Bedanya?