Find Us On Social Media :

Hepatitis Akut Misterius Serang Anak Usia 1 Bulan - 16 Tahun, WHO Sudah Peringatkan Dunia Sejak 15 April 2022

hepatitis akut misterius yang menyerang anak 1 bulan hingga 15 tahun.

GridHEALTH.id - Entah karena informasi yang belum merata, entah karena banyak masyarakat yang sudah tidak peduli, atau karena hal linnya, tetiba saja kasus hepatitis akut misterius menggemparkan dunia dan Indonesia.

Kasus hepatitis akut misterius mulai menjadi sorotan di Indonesia setelah ada kasus kematian di RS Cipta Mangunkusumo di Jakarta.

Ada 3 kasus kematian di RSCM beberapa waktu lalu, 23 minggu sebelum lebaran 2022. Kesemuanya adalah pasien rujukan yang diterima oleh RSCM dari rumah sakit di Jakarta.

Padahal kasus hepatitis akut misterius ini sudah di warning oleh WHO kepada seluruh dunia.

WHO telah menetapkan penyakit itu sebagai Kejadian Luar Biasa.

Penetapan itu dilakukan WHO pada 15 April 2022 setelah menyerang anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun.

Sebelumnya WHO telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya, 10 kasus Hepatitis Akut pada anak-anak selama periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.Setelah resmi ditetapkan KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Indonesia termasuk, sudah menemukan 3 kasus hepatitis akut misterius pada anak, ke tiganya meninggal dunia.

Baca Juga: 12 Negara Telah Melaporkan Kasus Hepatitis Misterius, Ini 12 Gejalanya pada Anak

Sikap Pemerintah Indonesia

Kasus hepatitis akust misterius ini memang terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

Tujuh belas anak di antaranya atau 10 persennya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengambil tindakan cepat.

Kementerian Kesehatan menerbitkan surat edaran untuk mewaspadai perkembangan penyakit Hepatitis Akut yang berasal dari Inggris Raya.

Hepatitis Akut tersebut belum diketahui etiologi atau asal usulnya hingga saat ini.

Dikutip dari surat edaran bernomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Ekologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetologi).

Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang berupaya menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.

Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut terhadap kasus hepatitis akut misteroius setelah ada kasusnya ditemukan.

Baca Juga: Pasca Lebaran Jangan Mager, Ini 5 Cara Kembali ke Kebiasaan Semula

''Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dikutip dari rilis Kemenkes RI (3/05/2022).

Dalam keterangannya pun dr. Nadia mewanti-wanti orangtua untuk mengawasi anak-anaknya dengan gejala:

* memiliki gejala kuning,

* sakit perut,

* muntah-muntah dan diare mendadak,

* buang air kecil berwarna teh tua,

* buang air besar berwarna pucat,

* kejang,

* penurunan kesadaran.

Baca Juga: Tidak Enak Badan dan Mual Usai Santap Menu Lebaran, Tanda Penyakit Apa?

Jika menemukan satu saja gejala di atas pada anak,m segera bawa ke rumah skait terdekat.

Tapi lebih lagi lakukan pemcegahan, preventif, "Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,'' pesan dr. Nadia.

Gejala Hepatitis Akut Misterius pada AnakGejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui.

Menurut hasil pemeriksaan laboratorium diluar negeri, virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.Tapi adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus.

Sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.(*)Baca Juga: 5 Jenis Bakteri Dalam Urin Bisa Jadi Penunjuk Adanya Kanker Prostat