GridHEALTH.id - Sepertinya Indonesia sudah mulai diserbu virus yang sebabkan hepatitis akut misterius.
Karenanya kita harus waspada, begitu juga tim medis dan rumah sakit.
Mengenai hal ini pin IDI dan IDAI telah mewanti-wanti para tenaga kesehatan dan rumah sakit untuk mewaspadai setiap kejadian dan gejala hepatitis akut misterius.
Kemenkes pun telah mengimbau kepada seluruh masayaraky untuk tetap tenang dan waspada mengenai hepatitis akut misterius yang sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO pada tanggal 15 April 2022.
Terlebih setelah ditemukannya kasus meninggal 3 orang anak yang diduga terinfeksi hepatitis akut di RSCM Jakarta, yang kini sedang dalam penyelidikan.
Belum juga usai penyelidikan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengumumkantemuan 144 kasus kasus suspect hepatitis akut misterius di 18 Kabupaten/kota di Jawa Timur.
Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB Hepatitis Akut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.
Data SKDR Jatim
Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Begini Cara Penularan Hepatitis Pada Anak
Dari Data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur, minggu I minggu 17 Tahun 2022 (per 4 Mei 2022), menyebut telah ditemukan 114 kasus suspect hepatitis akut di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur.
SKDR Jawa Timur mencatat minggu ke-14 hingga minggu ke-17 cenderung mengalami kenaikan. Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim), Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI, mengimbau kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, khususnya kepada anak-anak dan orang tua untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan secara disiplin."Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang,"ujarnya.Penerapan pencegahan dapat dilakukan dengan PHBS seperti sering mencuci tangan pakai sabun, meminum air bersih yang matang, memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh, menggunakan alat makan sendiri, memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kontak dengan orang sakit.
Jangan Berenang di Kolam Renang Umum"Selain itu, untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dll yang sering dipegang orang," imbau dokter Erwin.Dr Erwin menjelaskan bahwa gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini antara lain, peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Kolesterol Naik Saat Lebaran, Ini 5 Solusi Dari Pakar Unair
Ia berpesan jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.Selain itu, Dr Erwin juga mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Timur untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut."Segera melapor ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut,"ujarnya.Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan Puskesmas.Selain itu juga membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll). " Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut,"tegasnya.Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.(*)
Baca Juga: Jangan Lengah, Covid-19 Berisiko Memperparah Asma pada Anak-anak