Find Us On Social Media :

Ternyata Ini Penyebab Hepatitis Akut Misterius Banyak Menyerang Anak-anak

Hepatitis akut misterius lebih rentan terjadi pada anak.

Sebab pemberian vaksin Hepatitis tidak bisa langsung diberikan sekaligus.

Ada beberapa tahapan atau waktu yang dibutuhkan supaya anak mendapat vaksinasi hepatitis yang lengkap.

Misalnya saja hepatitis B, dimana vaksin ini diberikan mulai dari bayi berusia 2 bulan dan seterus sesuai dengan rekomendasi.

Sementara, vaksin hepatitis A, diberikan setelah bayi berusia satu tahun.

Sedangkan vaksinasi hepatitis C, D dan E tidak dapat memberi perlindungan terhadap penularan hepatitis akut.

Pasalnya, hepatitis akut ini penyebabnya belum diketahui, sehingga vaksin yang sesuai belum tersedia.

Dikatakan Muzal, hepatitis akut misterius ini masih dalam tahap investigasi sehingga belum banyak etiologinya.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Bisa Ditunda Jika Kasus Hepatitis Akut Misterius Meningkat, IDAI Ingatkan Mual dan Muntah Bukan Satu-Satunya Gejala

“Jadi etiologi pasti belum diketahui. Apakah ini adenovirus atau virus-virus lain bisa diduga menyebabkan hepatitis akut berat dan dilaporkan WHO sebagai KLB (kejadian luar biasa) tidak spesifik semua. Penyebab sampai sekarang masih diselidiki,” ucapnya.

Muzal menjelaskan, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan hepatitis akut misterius sebagai kejadian luar biasa (KLB), IDAI telah membuat rekomendasi untuk skrining awal maupun tata laksana rumah sakit.

Mulai dari skrining demam dan gejala-gejala di perut serta ada peningkatan enzim di hati.

Dalam hal ini, dari pemeriksaan ditemukan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT), yakni enzim di hati, diperoleh kadarnya meningkat di atas 500 internasional limit per mililiter.

Tata laksana skrining ini, lanjut Muzal, telah disampaikan kepada seluruh dokter anak di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut pada tiga pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo yang meninggal dunia.(*)

Baca Juga: Jawa Timur Dipantau Setelah Muncul 114 Kasus Suspek Hepatitis