Kemasan berbahan PC dapat mengandung BPA sisa dari proses produksi dan juga dari proses degradasi PC selama pemakaian.
BPA terindikasi menyebabkan gangguan fungsi hormon dan penyakit kronis seperti kanker.
BPA dari wadah PC dapat berpindah ke dalam air/makanan dengan laju perpindahan bergantung pada pH, waktu kontak, dan temperatur kontak.
Uni Eropa telah memperketat kadar BPA dalam makanan dari 0.6 mg/kgmakanan menjadi 0.05 mg/kgmakanan pada tahun 2018.
Polyethylene terephthalate (PET)
PET dibuat dari bahan baku asam tereftalat (TA) dan etilen glikol (EG) dengan bantuan katalis berbasis antimon (Sb), Germanium (Ge), atau Titanium (Ti).
Bahan-bahan tersebut dapat terkandung di dalam kemasan PET sebagai sisa dari proses produksi dan degradasi PET selama pemakaian.
Berdasarkan regulasi Uni Eropa kadar EG, TA, dan Sb maksimum di dalam makanan adalah 30 mg/kg, 7.5 mg/kg, dan 0.04 mg/kg.
Bahaya spesifik dari kemasa PET belum banyak dieksplorasi, namun ada indikasi kandungan logam Antimon dari sisa proses produksi PET dapat menyebabkan gangguan hormon.
Etilen glikol (EG) juga dapat digolongkan sebagan bahan berbahaya jika melebihi kadar tertentu.
Gejala-gejala awal pada keracunan EG meliputi muntah dan sakit perut.
Gejala-gejala yang dapat timbul belakangan adalah berkurangnya tingkat kesadaran, sakit kepala, dan kejang. Dampak jangka panjangnya bisa berupa gagal ginjal atau kerusakan otak.Jadi, jangan coba-coba untuk air minum, pilih yang jelas aman dan konsisten dengan keamanannya.(*)
Baca Juga: Virus Penyakit Mulut dan Kuku Paksa Pemerintah Siapkan Skema LockDown di Jawa Timur