Semua dari 37 anak pulih 'tanpa kendala', ini mengindikasikan bahwa pengobatan rutin untuk hepatitis berat seperti kortikosteroid, rehidrasi, manajemen demam sudah cukup untuk hampir dari keseluruhan jumlah pasien tersebut.
"Kami mengamati peningkatan yang aneh dalam kasus hepatitis. Biasanya, awal musim hujan menandai peningkatan kasus hepatitis. Tahun lalu (2021), kami mulai melihat ini pada April atau musim panas, pada anak-anak positif Covid yang menjadi bagian dari tindak lanjut. Sebagian besar dari mereka sebenarnya telah pulih dari Covid."
Demikian yang dikatakan Associate Professor, Mikrobiologi, BMC dan penulis korespondensi studi tersebut, Sumit Rawat.
Ia kemudian menjelaskan bahwa Hepatitis A dan E spesifik untuk desa atau wilayah tertentu.
Sedangkan Hepatitis B muncul sepanjang tahun dan Hepatitis D biasanya berasal dari orang tua atau dari transfusi darah.
"Tahun lalu, setelah gelombang varian Delta, kami melihat kasus-kasus ini dari seluruh negara bagian, memecahkan rekor sejarah," tegas Rawat.
Terlepas dari virus penyebab yang biasa memicu munculnya hepatitis, Rawat dan rekan-rekannya menyelidiki berbagai kemungkinan hepatitis yang terjadi karena virus Epstein Barr, gangguan auto-imun, dan virus cacar air (varicella).
Baca Juga: Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Ungkap 10 Penyakit KLB, Tak Hanya Hepatitis Akut Misterius
Namun ia mencatat, beberapa anak tampaknya dites positif saat diberikan 'tes yang tidak relevan' seperti demam berdarah atau varicella zoster.
Mereka menduga bahwa hepatitis kemungkinan muncul karena sistem kekebalan tubuh berperilaku tidak normal.
"Apa yang umum pada semua anak adalah tingkat antibodi Covid yang sangat tinggi," jelas Rawat dan rekan-rekannya yang telah melaporkan temuan mereka pekan lalu di repositori pra-cetak, Biorxiv, dan menunggu publikasi dalam jurnal peer-review.
Namun terlepas dari temuan tersebut, wabah hepatitis akut yang terjadi di beberapa negara ini tentu perlu dicegah penyebarannya.