Para pasien Covid-19 hanya melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan positif dan tidak menunjukkan tanda-tanda kondisi rentan.
Apa itu Covid-19 BA.4 dan BA.5? Seberapa berbahaya?
Melansir laman CNA, Kamis (19/05/2022), Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal tahun ini. Keduanya menjadi varian yang paling mendominasi di wilayah tersebut.
Keduanya sering dibahas bersamaan karena mutasi pada gen spike protein mereka identik, berdasarkan hasil laporan di VaccinesWork.
Menurut para ilmuwan Afrika Selatan, kedua varian tersebut bisa meghindari antibodi dari infeksi sebelumnya.
Namun, baik varian BA.4 dan BA.5 disebut tidak mampu berkembang dalam darah orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19.
Penularan Covid-19 varian BA.4 dan BA.5
Baca Juga: Covid-19 Korut Berisiko Timbulkan Varian Baru dan Kematian yang Tinggi
Di Afrika Selatan, kedua varian ini menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Diketahui pada awal April rata-rata kasus hariannya mencapai 300 dan pada akhir pekan lalu meningkat hingga 8.000.
Secara global, terdapat 1.000 kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di 16 negara pada 11 Mei, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Akan tetapi, informasi lebih lanjut mengenai kedua varian ini masih terbatas. WHO telah memasukkannya ke dalam daftar pemantauan pada awal bulan lalu.
Berdasarkan hasil sebuah penelitian di Afrika Selatan, kemampuan BA.4 dan BA.5 dalam menghindari antibodi berpotensi menyebabkan gelombang infeksi baru.
Namun, sejauh ini tidak ada indikasi bahwa Covid-19 varian BA.4 ataupun BA.5 menimbulkan gejala baru atau penyakit yang lebih parah.
“Masih terlalu dini untuk subvarian ini (hasil penelitian), tetapi sejauh ini kami tidak meraakan lebih banyak kasus penyakit parah,” kata Profesor Dale Fisher, konsultan senior di divisi penyakit menular National University Hospital.
Baca Juga: Ada 4 Wabah Penyakit Selain Covid-19 yang Dituding Konspirasi, Padahal Nyata Adanya