Find Us On Social Media :

Peluang Kehamilan Perempuan Tinggi Jika Bisa Orgasme Tiap Hubungan Intim, Benarkah?

Orgasme tingkatkan peluang kehamilan. Benarkah?

GridHEALTH.id - Capaian orgasme adalah pencapaian klimaks saat seseorang melakukan hubungan intim.

Jadi baik perempuan maupun pria tentu menginginkan mencapai orgasme setiap kali melakukan hubungan intim.

Tapi apa iya hanya itu kelebihan dan kenikmatan orgasme?

Bagaimana dengan pendapat yang menyatakan peluang kehamilan tinggi jika perempuan bisa orgasme setiap melakukan hubungan seks dengan lawan jenis.

Pertanyaan lainnya, banyak juga perempuan hamil, meski tidak mendapatkan orgasme saat melakukan seks dengan lawan jenis.

Mengenai hal tersebut di atas, ada bberapa teori yang harus kita ketahui.

Teori 1

Kontraksi vagina mendorong sperma menuju serviks

Teorinya, otot-otot vagina perempuan yang berkontraksi saat orgasme akan mendorong sperma masuk lebih dalam ke arah serviks, sehingga meningkatkan peluang kehamilan.

Baca Juga: Begini Cara Bawang Putih Membantu Mengatasi Gatal Pada Vagina

Meskipun orgasme selalu menjadi nilai tambah, sebenarnya belum tentu meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

Selain itu, agar berlangsung seperti yang diharapkan, orgasme yang dimaksud harus terjadi bersamaan dengan pasangan.

Nah, inilah yang sulit terjadi.

Teori 2

Orgasme akan meredakan stres

Para pakar meyakini, getaran dan aliran hormon oksitosin yang terjadi selama orgasme membuat perempuan merasa rileks.

Saat dalam kondisi rileks, saat itulah Ibu mengurangi hambatan agar kehamilan terjadi, yaitu stres.

"Semakin baik hubungan seks yang Anda lakukan, semakin baik peluang terjadinya pembuahan," papar ahli fisiologi reproduktif, Joanna Ellington, PhD, dalam film dokumenter Inggris, The Great Sperm Race.

Teori 3

Baca Juga: Marshanda Mengidap Tumor Payudara, Gejala Ini Paling Sering Dirasakan

Rasa mengantuk setelah orgasme

Hal ini sering disebut sebagai Hipotesa Kampak. Seperti dijelaskan sebelumnya, saat orgasme Ibu akan merasa rileks dan mengantuk, sehingga cenderung akan berbaring setelah berhubungan seks.

Dengan berbaring, tubuh Ibu akan membantu sperma mencapai leher rahim lebih cepat dan mudah.

Sebuah studi mengenai prosedur inseminasi buatan juga mendapati bahwa para pasien yang tetap berbaring setelah menjalani inseminasi juga lebih besar peluangnya untuk hamil.

Namun dalam suatu studi mengenai orgasme dan penyerapan sperma, para peneliti menyimpulkan bahwa berbaring saja tidak akan meningkatkan penyerapan sperma.

Teori 4

Orgasme meningkatkan penyerapan sperma

Hipotesanya, kontraksi vagina membantu mengisap air mani yang tersimpan di dalam vagina, di dekat leher rahim.

Orgasme lalu membantu memindahkan sperma melalui rahim dan tuba falopi. Sebuah studi bahkan mengukur jumlah air mani yang mengalir keluar setelah hubungan seks, dan menemukan bahwa ketika orgasme wanita terjadi satu menit atau kurang sebelum pria mengalami ejakulasi, penyerapan sperma akan lebih besar.

Baca Juga: WHO Keluarkan Peringatan, Cacar Monyet Bisa Jadi Pandemi Selanjutnya

Jika orgasme wanita belum terjadi lebih dari satu menit sebelum pria ejakulasi, hal ini akan menurunkan penyerapan sperma.

Sebaliknya, penyerapan akan menjadi lebih tinggi ketika perempuan orgasme hingga 45 menit setelah ejakulasi pria.

Sayangnya, studi ini tidak mengungkapkan tingkat kehamilan yang terjadi sehingga tidak bisa dibandingkan dengan tingkat kegagalannya.

Jadi, belum terbukti 100 persen bahwa orgasme memperbesar peluang kehamilan atau tidak.

Karenanya nggap saja orgasme sebagai bonusnya.(*)

Baca Juga: 3 Minuman Penurun Darah Tinggi yang Mudah Dibuat Sendiri di Rumah

Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Orgasme Tingkatkan Peluang Kehamilan, Benarkah?