Find Us On Social Media :

Gejala Kasus Infeksi Misterius 8 Warga Cipete Jakarta Selatan, Kemenkes; Kemungkinan Bakteri

Infeksi misterius di Cipete, Jakarta Selatang. Korbannya 8 orang. Diduga penyebabnya bakteri. Ini Gejalanya.

Virus apa yang menginfeksi, hingga saat ini pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), “Juga puskesmasnya tidak memberitahu ke warga saya. (Tapi tadi Kementerian kesehatan) sudah ngambil sampel, jam 8 pagi sampai jam 12 siang selesai,” katanya.Sampel yang diminya, menurut Sofyan, Kemenkes meminta warganya untuk menangkap tikus di rumahnya masing-masing.

Setelah itu diserahkan ke Dinkes dan langsung diambil sempel dari salah satu tikus yang didapat.“Kita dipersiapkan 50 kandang untuk penangkapan tikus, di Rt 10 juga 50 kandang, tertangkap semuanya totalnya hampir 50 ekor tikus,” tuturnya.“(Kemudian)Tikus itu di swab dari mulut dan anusnya pak, di swab. Setelah itu dilakukan pembedahan. Kemudian melakukan pengecekan sempel darah dan hati atau ginjalnya diambil,” tambahnya.

Baca Juga: Alami Radang Tenggorokan? Coba 6 Jenis Teh Ini Untuk Meredakannya

“(Virus hewan jenis tikut) saya belum tau pak, tapi dari dinkes nanti diinfokan ke puskesmas yang ada di Cilandak, abis itu dari dia. Mungkin menginfokan ke RT atau RW,” papar Sofyan, dilansir dari VOI (31/05/2022).

Keterangan Pemerintah

Mengenai kasus infeksi misterius di Cipete, Jakarta Selatan, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes mengatakan, bahwa memang ada delapan orang pasien yang diduga sakit karena virus dari tikus.Untuk sementara waktu, bakteri Leptospira sp, diduga menjadi pemicu warga jatuh sakit.

Tikus menjadi salah satu pembawa bakteri tersebut.Akan tetapi, dugaan tersebut masih belum bisa dikonfirmasi karena pihak Kemenkes masih melakukan penelusuran lebih lanjut dengan tim epidemiologis.“Masih sementara dilakukan penyelidikan epidemiologi tim Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Info awal tadi tim penyelidikan ternyata 8 orang tadi gejalanya mengarah ke chikungunya atau DBD bukan leptospirosis,” kata Maxi, dikutip dari Detik.com, Kamis (2/6/2022).Namun ia menegaskan, penyebab pasti dari penyakit ini masih perlu dipelajari lebih lanjut oleh para ahli.Melansir CDC, bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, yang bisa mencemari air atau tahan dan bertahan hidup selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.

Baca Juga: Sebanyak 8 Warga Cipete Alami Sakit Tak Biasa, Diduga Tertular Virus dari Tikus

Penularan kepada manusia bisa terjadi melalui urin atau cairan tubuh lainnya yang berasal dari hewan yang terinfeksi.Selain itu, bisa juga melalui air, tanah, ataupun makanan yang sudah terkontaminasi dengan urin dari hewan tersebut.Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan selaput lendir (mata, hidung, atau mulut), terutama jika ada luka goresan maupun sayatan di kulit.Tanpa sadar mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi, juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi.(*)

Baca Juga: WHO Dituding Tidak Adil Dalam Penanganan Cacar Monyet, Baru Heboh Vaksin dan Obat-obatan Setelah Muncul di Eropa