Find Us On Social Media :

6 Kondisi yang Membuat Wanita Jangan Coba-coba Berhubungan Intim

Ada kondisi dimana wanita tidak dianjurkan berhubungan intim. Kondisi apa saja?

GridHEALTH.id - Berhubungan seks selain untuk memenuhi hasrat seksual, juga memberikan manfaat bagi kesehatan.

Seseorang yang hendak melakukan seks biasanya mempersiapkan diri, waktu, dan tempat yang pas agar berjalan dengan nyaman dan aman.

Akan tetapi, ada beberapa kondisi di mana seorang wanita tidak dianjurkan melakukan hubungan seks.

Jika memaksakan tentu akan membahayakan kesehatan antar pasangan, maka mengetahui kapan waktu yang dilarang untuk berhubungan seks bagi seorang wanita juga baik.

Berikut ini beberapa kondisi di mana tidak dianjurkan untuk berhubungan seks, khususnya kondisi yang dialami oleh wanita:

1. Pasca melahirkan

Setelah melakukan proses melahirkan, baik dengan persalinan pervaginam maupun operasi sesar, seorang wanita disarankan tidak melakukan hubungan seks terlebih dahulu selama 6 minggu setelahnya.

Masa ini biasa dikenal dengan masa nifas, karena selama periode ini seorang wanita akan mengalami banyak perubahan dan membutuhkan adaptasi dari proses hamil dan setelah melahirkan.

Maka butuh waktu untuk seorang wanita berangsur normal kembali, terlebih dengan kondisi lecet, robekan, atau jahitan pada area kewanitaan setelah proses melahirkan membuat rasa sakit dan tidak nyaman jika harus berhubungan seks.

Baca Juga: Metode KB Klasik yang Bikin Gereget Saat Hubungan Seks, Jarang Bisa Melakukannya

 Kondisi seperti ini membuat vagina begitu sensitif dan rentan terkena infeksi karena dapat menyebabkan luka baru jika dipaksakan.

2. Pasca operasi

Hubungan seks juga sebaiknya dihindari bila seorang wanita baru saja menjalani tindakan operasi. 

Kasus membuktikan bahwa banyak dari wanita yang mengalami komplikasi besar setelah operasi yang disebabkan terlalu cepat kembali berhubungan seks.

Pastikan organ dalam sudah benar-benar kembali pulih, meskipun teknologi dalam operasi sudah sangat canggih dan mempersingkat pemulihan.

3. Mengalami komplikasi kehamilan

Pada dasarnya, berhubungan seks pada saat hamil tidak ada masalah selama proses kehamilan berjalan dengan baik, bahkan bisa dilakukan sejak awal kehamilan hingga waktu pecah ketuban.

Namun, saat kehamilan mengalami nyeri dan pendarahan yang tidak biasa atau komplikasi kehamilan seperti plasenta previa dan persalinan prematur, diharapkan untuk tidak berhubungan seks dan segera konsultasikan ke dokter. 

4. Infeksi vagina

Baca Juga: Kasihan, Setiap Hari Orgasme Hingga 100 Kali, Padahal Tidak Melakukan Seks

 Beberapa gejala yang dapat merujuk pada infeksi di area vagina atau panggul adalah rasa gatal yang parah dan luar biasa di vagina, terasa nyeri pada panggul, dan rasa terbakar.

Jika gejala tersebut muncul ada baiknya segera konsultasikan diri ke dokter dan tunda untuk berhubungan seks terlebih dahulu.

Hal ini sangat membahayakan jika dipaksakan karena dapat menyebarkan infeksi ke organ panggul sehingga menjadi lebih parah, selain itu infeksi juga dapat menular dan memaparkan ke pasangan.

5. Pendarahan atau  nyeri pada vagina

Saat menstruasi kemungkinan besar wanita akan mengalami nyeri dan mengeluarkan darah, namun hal ini menjadi tidak normal jika pendarahan terjadi terus menerus dan nyeri yang luar biasa.

Hal ini bisa menjadi gejala awal dari kelainan pada serviks dan harus segera mendapat pemeriksaan, maka hubungan seks pun dilarang pada masa ini.

6. Sebelum pap Smear dan tes HSG

Saat seorang wanita hendak melakukan pap smear, sebuah metode yang digunakan untuk mengambil sampel sel dan memeriksa kondisi serviks, diharapkan untuk tidak berhubungan seks terlebih dahulu selama 2-3 hari.

Karena air mani yang kemungkinan keluar pada saat behubungan seks akan membuat pap smear menjadi kurang sensitif sehingga mempersulit pemeriksaan dokter.

Sama seperti pap smear, waktu yang ditentukan untuk tidak melakukan hubungan seks adalah 2-3 hari saat memeriksa HSG.

Ini untuk memastikan bahwa saat pemeriksaan tes HSG (tingkat kesuburan wanita) seorang wanita tidak sedang dalam kondisi hamil karena jika dilakukan pada saat terjadi konsepsi setelah berhubungan seks, cairan kontras yang dipakai saat tes HSG dapat mengganggu kehamilan.

Baca Juga: Seks Saat Hamil, Ibu Takut Orgasme Karena Bisa Sebabkan Keguguran