Find Us On Social Media :

Efek Samping Ganja Medis Saat Terapi dan Usai Pengobatan, Perlu Dicamkan Sebelum Menjadi Legal

Efek samping ganja medis saat penggunaan dan setelah selesai terapi.

GridHEALTH.id - Ganja medis belakangan hangat dibicarakan di Indonesia.

Pemerintah melalui Kemenkes bisa saja ganja, tapi yang untuk keperluan medis dilegalkan di Indonesia.

Karenanya kini Kemenkes tengah mempelajari mengenai hal ini.

IDI pun sedang meneliti prihal penggunaan ganja medis di Indonesia.

Tapi sebelum dilegalkan oleh pemerintah, kita semua wajib tahu efek samping ganja medis ini.

Mengutip Verywell Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa THC dan CBD umumnya aman dan menghasilkan sedikit efek samping.Beberapa efek samping cannabinoids ganja medis yang telah dilaporkan meliputi:

* Perubahan mood dan nafsu makan

* Kantuk

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Masyarakat Tetap Boleh Lepas Masker di Ruang Terbuka

* Perasaan cemas atau perubahan suasana hati lainnya

* Mual dan pusingPenggunaan THC juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti:

* Peningkatan detak jantung

* Mulut kering

* Kehilangan memori.Selain itu, ganja itu sendiri dapat memiliki sejumlah efek samping jangka pendek dan jangka panjang, termasuk:

* Gangguan memori jangka pendek

* Penilaian yang berubah

Baca Juga: 7 Langkah Membersihkan Vagina dengan Mencucinya, 4 Hal ini Wajib Dihindari

* Gangguan koordinasi.

Ganja Sebabkan Gangguan Kognitif

Ada penelitian juga yang menunjukkan bahwa ganja dapat mengubah perkembangan otak dan dapat menyebabkan gangguan kognitif.National Institute on Drug Abuse (NIDA) juga mencatat bahwa THC mengubah fungsi hipokampus dan korteks orbitofrontal.Area otak tersebut penting dalam pembentukan ingatan baru dan kemampuan untuk mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal berikutnya.Ini tidak hanya memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan membentuk ingatan baru, tetapi juga mempersulit orang untuk melakukan tugas-tugas yang rumit.Mengutip Healthline, NIDA mencatat penelitian yang menunjukkan 30 persen pengguna ganja mungkin memiliki gangguan penggunaan ganja.Penelitian juga menyatakan bahwa orang yang merokok ganja sebelum usia 18 tahun, 4 sampai 7 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan penggunaan ganja dari pada orang dewasa.

Yang Terjadi Jika Berhenti Mengonsumsi Ganja Medis

Baca Juga: Jelang Puncak Omicron BA.4 dan BA.5, Menkes: Kondisi Indonesia Terkontrol

Jika menjadi tergantung pada ganja, mungkin memiliki gejala penarikan saat berhenti menggunakan obat.Gejala penarikan ganja mungkin termasuk:

* Sifat lekas marah

* Insomnia

* Suasana hati buruk

* Nafsu makan menurun

* Ketidaknyamanan fisik

* Mual

* Kegelisahan.

Baca Juga: Healthy Move, 2 Peregangan Untuk Mengatasi Sakit Punggung Saat Hamil

Jika penggunaannya seperti layaknya orang merokok, bisa berisiko sebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kanker paru-paru.Asap ganja pun mengandung beberapa unsur yang sama seperti asap tembakau, menyebabkan bronkitis kronis dan peradangan saluran napas pada orang yang menggunakannya secara teratur.(*)

Baca Juga: Minggu ke 3 Juli Waspada, Omicron Meningkat Cepat, Kasus di Indonesia 2 Ribuan-an

Artikel ini telah publish di Kompas.com, dengan judul: Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan