Find Us On Social Media :

Kasus Pelecehan Anak di Bintaro Xchange Berujung Damai, Ketahui Dampaknya Bagi Buah Hati

Pelecehan seksual pada anak dapat menimbulkan trauma hingga depresi.

GridHEALTH.id - Kasus tindakan pelecahan anak Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, berakhir damai.

Menurut Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu, pelaku berinisial ABS (33) memiliki gangguan mental.

"Hasil pemeriksaan Sat Reskrim terhadap keluarga pelaku, diketahui pelaku sedang dalam pengobatan karena gangguan mental yang diderita setelah dipecat dari pekerjaannya," jelas Sarly dikutip dari Kompas.com (28/6/2022).

Pelaku saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dharma Graha Serpong, setelah kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.

Kejadian ini berawal dari sebuah video viral yang menunjukkan ABS, dikejar setelah melakukan aksi pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dalam video itu, terlihat seorang pria yang menggendong anak berusaha mengejar ABS. Ada juga wanita yang berusaha meneriaki pelaku.

Aksi tersebut dilakukan setelah ABS tertangkap basah mencolek masing-masing anak dari kedua orang tua itu. 

Tindakan pelecehan seksual

Apakah mencolek anak termasuk dalam kategori pelecahan seksual? Melansir Sexual Assault Centre of Edmonton, pelecahan seksual adalah komentar, gestur, atau tindakan yang bersifat seksual terhadap seseorang.

Baca Juga: Gofar Hilman Tampik Tuduhan Pelecehan Seksual, 'Korban' Akui Ketakutan: 'Jadi Trauma dengan Keramaian'

Berikut adalah beberapa tindakan yang dianggap sebagai pelecehan seksual.

* Menyentuh bagian tubuh yang bukan organ intim, seperti menyolek, menyentuh tangan, dan lainnya.

* Menekankan untuk melakukan aktivitas seksual, termasuk sentuhan seksual di bagian tubuh non-seksual.

* Cat calling dan bersiul pada orang yang tak dikenal.

* Membicarakan mengenai topik seksual meski lawan bicara tidak nyaman, baik secara langsung atau melalui chat.

* Menguntit.

* Memberikan atau memaksa seseorang untuk menonton video pornografi.

* Membuat candaan yang berhubungan dengan aktivitas seskual.

Apa dampak pelecehan seksual, terutama pada anak-anak?

Baca Juga: Mengaku Kesakitan Saat BAB, Ternyata 3 Bocah di Sumbar Ini Jadi Korban Rudapaksa Pengasuh Asrama

Dilansir dari The National Child Traumatic Stress Network (NCTSN), anak akan mengalami trauma setelah mendapatkan pelecehan seksual.

Menyebabkan sulit tidur atau sering mimpi buruk, menarik diri dari lingkungan sosial, mudah marah, cemas, depresi, tidak ingin ditinggal sendirian, dan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan usianya.

Kondisi seperti itu, lebih umum terjadi pada anak yang usianya masih sangat muda.

Sedangkan bagi para remaja, dampak pelecehan seksual sangat serius. Mereka bisa menarik diri dari lingkungan, melukai diri sendiri, atau berpikiran untuk mengakhiri hidupnya.

Dampak pelecehan seksual pada anak

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual anak dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, setra penyesuaian seksual di kemudian hari.

Mereka yang trauma dan kurang mendapat dukungan dari orang terdekat, cenderung mengalami gangguan stres pasca-trauma, depresi, hingga kecemasan.

Kemampuan untuk percaya dengan orang dewasa pun juga terancam.

Anak yang menjadi korban pelecehan seksual, tapi tidak mendapatkan konseling yang efektif, akan mengalami kesulitan yang lama di masa depan.

Jadi meski sudah ada kata sepakat atau perdamaian di antara orangtua dan pelaku, anak tetap merasakan dampaknya. Oleh sebab itu perlu tetap ada pendampingan dan konseling yang intens.(*)

Baca Juga: Seorang Tenaga Kesehatan Tertangkap CCTV Lakukan Pelecehan Seksual pada Pasien Covid-19 di Rumah Sakit