GridHEALTH.id - Dalam mendidik anak, ada berbagai cara pola asuh dan pola didikan yang bisa diterapkan kepada anak, namun jangan lupa setiap pola asuh tentu memberikan dampak dan membentuk karakter setiap anak.
Oleh karena itu, memilih pola asuh yang tepat untuk anak juga diperlukan sebagai seorang orang tua.
Selain strict parents, ternyata ada tiga jenis pola asuh lainnya yang bisa dipilih orang tua untuk mendidik anaknya dan inilah ulasannya.
Empat jenis pola asuh yang telah diidentifikasikan oleh para peneliti:
Strict Parents atau Orang tua Otoriter - Model pola asuh ini mengarahkan anak untuk tunduk pada orang tua, sehingga cenderung tidak mempertimbangkan perasaan anak.
Kekhasan dari pola asuh orang tua yang strict adalah mengikuti aturan orang tua tanpa terkecuali dan anak tidak dibiasakan untuk mendapatkan jawaban dari alasan di balik sebuah aturan, karena orang tua tidak tertarik untuk bernegosiasi dan fokus pada kepatuhan.
Strict parents tidak akan mengajak anak untuk terlibat memecahkan masalah, tantangan, dan hambatan, karena didominasi oleh aturan orang tua dan hukuman dibandingkan kedisiplinan.
Hasilnya adalah anak akan menghadapi permasalahan harga diri, karena pendapat mereka yang tidak pernah didengar dan muncul kebiasaan berbohong demi menghindari hukuman dari orang tua.
Selain itu, anak akan terkesan sangat agresif pada orang tua, karena anak cenderung berfokus pada rasa amarah yang dirasakan kepada orang tua mereka.
Anak juga menjadi sulit untuk membuat pilihan yang baik dan lebih sering dibuat merasa menyesal atas pilihan sang anak.
Authoritative Parents atau Orang tua Berwibawa - Pola asuh ini, orang tua berusaha menciptakan dan mempertahankan hubungan positif dengan anak, terbiasa menjelaskan alasan di balik suatu aturan.
Biasanya aturan dibuat bersamaan dengan pemberian konsekuensi dengan tetap mempertimbangkan perasaan anak.
Berbeda dengan strict parents, authoritative parents tetap mempertimbangkan pendapat anak dan memvalidasi perasaan anak, namun tetap tanggung jawab ada pada orang dewasa.
Orang tua yang memilih pola asuh berwibawa juga lebih mengutamakan mencegah sebelum terjadinya masalah perilaku pada anak, sehingga menggunakan strategi disiplin positif untuk memperkuat perilaku positif anak dan adanya pujian serta penghargaan.
Hasilnya, anak lebih bertanggung jawab dan merasa percaya diri untuk mengungkapkan pendapat, sehingga memiliki kecenderungan bahagia dan sukses, juga lebih baik dalam membuat keputusan, mengevaluasi risiko keselamatan diri.
Permissive Parents atau Orang tua Permisif - Permissive Parents adalah orang tua yang terbiasa jarang menegakkan aturan yang sudah dibuat dan jarang memberikan konsekuensi, sehingga cenderung lebih lunak karena terlalu pemaaf dan beranggapan "anak-anak akan tetap anak-anak".
Biasanya orang tua berpikir anak akan belajar dengan baik jika sedikit campur tangan dari orang tua.
Konsistensi dalam pola asuh ini kurang terlihat, di mana satu sisi menerapkan konsekuensi yang ada namun di sisi lain akan kembali lunak pada anak ketika sang anak merajuk.
Baca Juga: Susah Disembuhkan, Buruknya Pola Asuh Bisa Sebabkan Anak Derita Skizofrenia
Orang tua dengan pola asuh permisif cenderung seperti teman, maka akan lebih sering mendorong anak untuk berbicara dengan orang tua tentang masalah yang ada, tetapi tidak terlalu mencegah atau berupaya melarang pilihan atau perilaku buruk sang anak.
Hasilnya, anak cenderung kesulitan secara akademis, karena lebih terlihat bermasalah dengan perilaku akibat tidak bisa menghargai aturan.
Anak juga memiliki harga diri yang rendah dan berisiko mengalami masalah kesehatan seperti obesitas dan gigi berlubang, karena tidak ada larangan apapun dari orang tua.
Uninvolved Parents atau Orang tua Tidak terlibat - Terakhir, pola asuh dengan uninvolved parents yang tidak pernah bertanya kepada anak terkait pekerjaan rumah atau sekolah anak.
Orang tua yang tidak terlibat juga biasanya tidak tahu apa saja aktivitas sang anak dan tidak banyak menghabiskan waktu bersama anak.
Aturan yang dibentuk untuk anak pun cenderung sedikit, tidak ada bimbingan, pengasuhan, dan perhatian dari orang tua.
Sangat berbeda jauh dari strict parents, uninvolved parents biasanya sibuk dengan urusan lain seperti masalah pekerjaan, biaya hidup, mengelola rumah tangga, dan masalah lainnya.
Hasilnya, anak akan bergumul dengan dirinya sendiri dan sulit mendapatkan harga diri, sehingga sering bersikap buruk di sekolah dan cenderung tidak bahagia.
Inilah pola asuh strict parents dan tiga pola asuh lainnya yang bisa menjadi rekomendasi orang tua untuk mendidik anak, pilihlah yang terbaik sesuai dengan kondisi orang tua dan anak.
Baca Juga: The Happiness Project, Pentingnya Memahami Arti Bahagia Sejak Dini