Find Us On Social Media :

Jemaah Haji Perempuan asal Indonesia Pulang Hanya dengan Satu Kaki, Diamputasi di Arab Saudi

Sopiah jemaah haji asal Indoensia pulang hanya dengan satu kaki. Diamputasi di saudi arabia karena terpaksa. (folo ilustrasi)

GridHEALTH.id - Kasihan, jemaah haji Indonesia asal lampung berangkat ke tanah suci dengan dua kaki.

Pulang dari tanah suci, kakinya tinggal satu.

Sebab kaki yang bersangkutan di amputasi di Rumah Sakit Arab Saudi.

Memang di arab saudi dikenal dengan hukum Islam.

Jadi di sana hukuman memotong anggota tubuh dibolehkan.

Tapi yang terjadi pada jemaah haji Indonesia bukan karena kriminal sehingga kakinya diamputasi.

Jemaah haji tersebut Sopiah Harun Mat Ali dari Penengahan, Lampung Selatan, diamputasi karena penyakit yang dideritanya.

Penyakit yang dideritanya itu sudah dialaminya sejak lama, sebelum berangkat ke tanah suci.

Harus adalah penyintas diabetes.

Baca Juga: Penyintas Cacar Monyet Termasuk yang Sudah Sembuh Wajib Pakai Kondom

Kepala Seksi (Kasi) Haji Kantor Kementerian Agama Lampung Selatan, Marwiyah Amin mengatakan, Sopiah sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Arab Saudi.

Nantinya apabila izinnya lancar pasca perawatan, jamaah tersebut segera dipulangkan, sesuai permintaan pihak keluarganya.

"Mohon doa semuanya, semoga Sopiah Harun Mat Ali bisa secepatnya dipulangkan ke tanah air, sesuai permintaan keluarganya. Usulan kami ke petugas di Arab Saudi sedang dalam proses, semoga panitia haji bisa memaklumi kondisinya," kata Marwiyah Amin kepada, dilansir dari Lampungpro.co, (19/7/2022).

Hanya saja penyakit yang diderita Sopiah baru terdeteksi Tim Kesehatan Indonesia setelah berada di Arab Saudi.

Awalnya ada keluhan sakit di ujung ibu jari kaki kanan.

Setelah diperiksa intensif oleh dokter yang bertugas, ternyata Sopiah mengidap diabetes.

"Karena bengkak di ujung ibu jari kaki kanan, lalu dokter konsultasi ke pihak keluarga, setelah mendapatkan izin akhirnya diamputasi. Perkembangan terakhir setelah menjalankan ibadah haji, rupanya ibu jari kaki kanannya juga membengkak, akhirnya tim dokter memutuskan mengampustasi di bagian mata kakinya," ujar Marwiyah.

Tim dokter Indonesia melakukan ampitasi Sopiah tentu ada alasan kuat.

Dilansir dari WebMD (8/2/2021), penyandang diabetes berisiko lebih tinggi mengalami banyak masalah kesehatan terkait, termasuk amputasi kaki.

Baca Juga: Ibu PKK Garda Depan Berantas Masalah Malnutrisi di Indonesia

Sebab diabetes terkait dengan dua kondisi lain yang meningkatkan kemungkinan amputasi kaki, yakni penyakit arteri perifer (PAD) dan neuropati diabetik.PAD dapat mempersempit arteri yang membawa darah ke kaki, pada akhirnya lebih mungkin terkena bisul (luka terbuka) dan infeksi.Karena PAD pula penyandang diabetes tidak memiliki sirkulasi darah yang baik. Kondisi tersebut bisa membuat luka infeksi sulit sembuh.Sedangkan neuropati diabetik adalah kerusakan saraf. Kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah di tubuh termasuk area kaki.Jika saraf rusak, penyandang diabetes mungkin tidak merasakan sakit, panas, dingin, benda tajam, atau gejala bisul atau infeksi lainnya. Ini tentu membahayakan.Saat penyandang diabetes memiliki neuropati di kaki, mereka tidak akan menyadari meskipun kakinya telah terluka.Nah, kondisi ini pada akhirnya bisa mendapatkan luka dengan kondisi yang lebih buruk, bahkan luka infeksi.Jika penyandang diabetes sampai mengalaminya, kondisi itu meningkatkan risiko infeksi serius atau gangren, yang mengacu pada kematian jaringan.Dalam beberapa kasus yang parah, satu-satunya cara dokter dapat mengobati infeksi atau gangren adalah dengan mengamputasi, atau mengangkat, area yang terkena.

Baca Juga: Mengatasi ISK Seperti yang Dialami Kalina dengan Jus Cranberry, Bisakah?

Amputasi kaki pada penyintas diabetes bisa dicegah.Dilansir dari Mayo Clinic (23/9/2021), berikut pencegah amputasi kaki yang bisa dilakukan penyandang diabetes sedini mungkin.1. Periksa kaki setiap hari2. Cuci kaki setiap hari3. Jangan menghilangkan kapalan atau luka kaki lainnya sendiri4. Potong kuku kaki dengan hati-hati5. Jangan bertelanjang kaki6. Kenakan kaus kaki yang bersih dan kering7. Beli sepatu yang pas

Baca Juga: 3 Syarat Penting PTM 100 Persen yang Harus Ditaati Sekolah juga Murid

8. Jangan merokok9. Jadwalkan pemeriksaan kaki secara teratur.(*)

Baca Juga: Gejala Subvarian BA.2.75, Dirasakan Pasien yang Terinfeksi di Jakarta, Ringan-ringan Semua