Nantinya satgas cacar monyet bentukan IDI ini akan bekerjasama dengan berbagai pihak dan melakukan berbagai kegiatan, salah satunya adalah membuat sub-divisi yang terdiri dari:
- Divisi penelitian: mengelaborasikan data yang ada dan diinfokan kepada Kemenkes serta BRIN
- Divisi kajian: membuat rekomendasi, buku panduan untuk nakes dan masyarakat
- Divisi pemantauan dan pengendalian
- Divisi edukasi dan publikasi: agar masyarakat tetap waspada terhadap cacar monyet
Melalui satuan tugas (satgas) cacar monyet, ketua dari satgas cacar monyet PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK menyebutkan, "Prinsipnya, kami dari satgas PB IDI akan membantu dan kemudian akan selalu berkolaborasi dengan Kementrian Kesehatan, tentunya terkait info, kemudian hal-hal yang terjadi di lapangan, dan lainnya sebagainya."
"Jadi, ke depan kami akan berkolaborasi dengan berbagai organisasi profesi, yang tentunya membantu pada saat kita membutuhkan info, kemudian membutuhkan data kasus, dan lain sebagainya," lanjut dr. Hanny Nilasari, SpKK dalam konferensi pers yang dilakukan PB IDI secara virtual pada pagi hari ini (02/08/2022).
Baca Juga: Perbedaan Diabetes Jenis Baru dengan Tipe 1 dan 2, Pernyebabnya Malnutrisi
PB IDI juga melalui satgas cacar monyet memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam mempersiapkan diri melakukan upaya pencegahan masuknya cacar monyet di Indonesia.
1. Rekomendasi satgas cacar monyet PB IDI kepada pemerintah
Beberapa rekomendasi yang diberikan adalah memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN) dengan melakukan pengamatan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu, tanda, gejala.
Selain itu, satgas cacar monyet PB IDI juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk meningkatkan kemampuan laboratorium dalam mendeteksi kasus cacar monyet, memberikan informasi terkini yang transparan kepada masyarakat, dan mengedukasi masyarakat untuk upaya pencegahan penyebaran cacar monyet.