Find Us On Social Media :

Kehamilan Tidak Direncanakan Meningkat, Berisiko Sebabkan Anak Stunting

Angka kehamilan tidak direncanakan di Indonesia hampir mendekati jumlah di seluruh dunia.

Tinggi badan anak, menjadi salah satu tanda yang menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat.

Orangtua perlu paham, kalau stunting tidak hanya menyebabkan anak bertubuh pendek saja. Kondisi ini juga memengaruhi kemampuan kognitif buah hati.

Dari laman PBS.org, stunting yang terjadi selama dua tahun pertama kehidupan anak berdampak negatif pada kapasitas belajar anak.

Anak stunting cenderung lebih apatis dan kurang rasa ingin tahu, dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Hal ini karena energi mereka terbatas untuk fungsi organ penting, pertumbuhan, serta interaksi sosial dan pembelajaran.

Jika dibiarkan dan kebutuhan gizi anak tetap tidak terpenuhi, maka semakin besar risiko gangguan mental dan fisik terjadi.

Karena kemampuan belajarnya yang berbeda dari teman-teman seusianya, anak stunting juga cenderung memiliki prestasi yang rendah di sekolah karena sulit mengikuti pembelajaran.

Tingkat pendidikan yang lebih rendah, berkaitan dengan produktivitas dan pendapatan seumur hidupnya saat sudah dewasa nanti. (*)

Baca Juga: Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Tingkatkan Risiko Stunting