Find Us On Social Media :

Bukan Ulah Dukun Santet, Penyakit Kusta Disebabkan Bakteri yang Masih Satu Rumpun dengan TBC

Penyakit kusta bukan ulah dukun, dan bukan kutukan. Jangan dikucilkan. Pasien bisa diobati.

GridHEALTH.id - Penyakit kusta sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Tapi sayangnya masih saja banyak diantara kita yang mempercayai jika kusta adalah kutukan, abhkan ada yang bilang karena ulah dukun santet.

Bukan, penyakit kusta bisa menginfeksi seseorang bukan disebabkan oleh hal yang ghoib, tapi disebabkan oleh bakteri tahan asam mycobacterium lepra complex (Mycobacterium leprae and Mycobacterium lepromatosis).

Mekanisme penularannya kusta bergantung pada tingkat infektivitas host dan juga frekuensi serta durasi kontak terhadap host.

Masa inkubasi kusta biasanya berkisar antara 3 hingga 5 tahun untuk kusta tuberkuloid dan sampai 12 tahun untuk kusta lepromatosa.

Penyakit ini bisa menular melalui kontaminasi lesi kulit, sekret pernapasan,dan transmisi vertical.

Penyakit Kusta dapat menular dari penderita yang tidak diobati ke orang lain dengan kontak lama melalui pernapasan dan juga kontak kulit terbuka.

Hanya sebagian kecil saja (sekitar 5%) yang tertular kusta. Contoh, melansir dinkes.jakarta.go.id (30/01/2022), dari 100 orang yang terpapar, 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat karena daya tahan tubuhnya tinggi, 2 orang menjadi sakit dan perlu pengobatan. Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit Kusta adalah penyakit menular yang sebenarnya sulit menular.

Untuk diketahui, menurut Prof.Dr.dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K), dari Universitas Gadjah Mada, penyakit kusta alias lepra sudah dideklarasi mengalami eliminasi sebagai masalah kesehatan masyarakat sejak tahun 2000.

Tapi penderita penyakit kusta di Indonesia saat ini menurutnya ada kurang lebih sekitar 15 ribu-17 ribu.

"Tantangan kita saat ini pada kasus baru. Karenanya, perlu dicari cara untuk bisa menekan kasus baru yang masih dilaporkan dibeberapa daerah," jelas Prof. Hardyanto di laman fk.ugm.ac.id.

Baca Juga: 4 Permasalahan Mata di Usia 40 Tahun, Salah Satunya Sebabkan Migrain