Find Us On Social Media :

Kondisi Satu Pasien Cacar Monyet di Indonesia Sudah Membaik, Tetap 21 Hari Isolasi Mandiri

dr Syahril menyampaikan pasien cacar monyet meskipun sudah membaik tetap harus lakukan isolasi mandiri hingga 21 hari.

Baca Juga: Kronologi dan Penjelasan Dokter Erlina Burhan Prihal Pria yang Terinfeksi Cacar Monyet, Covid-19, dan HIV Sekaligus

Berdasarkan hasil tracing kontak erat keluarga pasien cacar monyet disebutkan sudah ada lima orang keluarganya yang diperiksa dan semuanya dinyatakan aman.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan, mengenai kontak erat dengan pasien cacar monyet.

Kasus Baru Cacar Monyet di Indonesia

Sedangkan berdasarkan informasi terbaru ada satu pasien suspek cacar monyet yang masih menunggu hasil dan tidak terkait dengan pasien pertama cacar monyet di Indonesia.

"Di Sulawesi Selatan, sepertinya Makassar dan tidak terkait dengan kasus cacar monyet yang pertama," kata dr. Syahril menjawab lokasi pasien suspek cacar monyet terbaru.

Kasus suspek terbaru ini bukan merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan dinyatakan suspek karena ada banyak gejala yang mirip dengan cacar monyet.

Hasil PCR yang akan menyatakan positif atau tidaknya seseorang terkena cacar monyet dan bukan penyakit cacar lainnya.

"Jadi gini, kenapa suspek, karena cacar banyak yang tersamar, scabies, cacar air, kemudian herpes itu sama gejalanya sehingga harus dilakukan pemeriksaan PCR," lanjut dr. Syahril.

Berdasarkan data dari Kemenkes RI, dr. Syahril menyebutkan, total Indonesia telah memeriksa sebanyak 38 kasus dengan status discarded dan satu kasus terkonfirmasi positif cacar monyet.

Pemerintah masih terus bersiap dengan kemungkinan munculnya kasus baru dari cacar monyet, meskipun kondisi pasien pertama sudah membaik dan menunggu isolasi mandiri selama 21 hari.

Akan tetapi saat ditanyai mengenai kemungkinan untuk memperketat pintu masuk darat maupun laut, dr Syahril menjawab bahwa penyakit cacar monyet hanya bisa diketahui dari termal screener dan data riwayat perjalanan seseorang, berbeda dengan Covid-19 yang bisa dilakukan pengetatan di pintu masuk negara.

"Jad gini ya, beda sama Covid, kalau Covid dengan pengetatan semua orang dari negara itu bisa dilakukan antigen, bisa PCR gitu ya, dan dikarantina, tapi kalau ini tidak bisa. Karenanya pengetatannya dari suhu dulu, termal screener, yang kedua dari dukungan riwayat perjalanan," tutup dr. Syahril.(*)

Baca Juga: Vaksin Cacar Monyet Diberikan Akhir 2022, Terbatas Hanya Untuk Kelompok Masyarakat Ini yang Mendapatkannya