GridHEALTH.id - Melihat anak sakit tentunya membuat orangtua was-was dan berusaha melakukan yang terbaik agar buah hati bisa segera pulih, sehingga dapat beraktivitas lagi.
Memberikan obat adalah langkah yang sering dilakukan ketika anak jatuh sakit. Ini dilakukan agar keluhan-keluhan yang dirasakan oleh si kecil bisa segera mereda.
Namun, dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi, dr Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K), mengingatkan agar orangtua tak melakukannya dengan sembarangan.
Apalagi jenis obat yang diberikan adalah antibiotik. Memberikan obat yang tidak sesuai indikasi, nyatanya dapat memengaruhi sistem imun hingga perkembangan kognitifnya.
Efek pemberian antibiotik sembarangan
Antibiotik biasanya akan diberikan kepada anak, apabila saat pemeriksaan oleh tenaga medis terdapat indikasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
"Antibiotik harus tetap diberikan kepada anak berdasarkan anjuran dari petugas kesehatan. Tapi perlu diingat, setiap petugas kesehatan pun memberikan antibiotik berdasarkan indikasi dan juga dosis yang harus disesuaikan," kata dokter Molly dalam Webinar Bicara Gizi Danone, Rabu (26/10/2022).
Pemberian dosis jenis obat ini, selain disesuaikan dengan indikasi medis, juga terhadap berat badan anak dan usianya. Umumnya pengobtan infeksi bakteri dengan antibiotik hanya berlangsung selama satu minggu.
"Umumnya pada infeksi bakteri yang tidak begitu berat, tidak akan lama, mungkin 5-7 hari dan pada kondisi ini tujuannya adalah untuk membunuh kuman-kuman atau mikrobiota patogen," jelasnya.
Pemberian obat yang tepat saat anak sakit, tentu akan memberikan manfaat yang luar biasa.
Tapi jika penggunaanya tidak dengan baik, misal tidak sesuai dengan indikasi atau dosisnya tak tepat, maka efek yang dirasakan adalah sebaliknya.
* Akan terjadi kerusakan endogen atau struktur dari mikrobiota komensal ayng baik untuk tubuh.