Find Us On Social Media :

Penggunaan Behel Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Mulut, Benarkah?

Risiko kanker mulut akibat behel terjadi karena membiarkan masalah kesehatan gigi tidak tertangani.

GridHEALTH.id - Penggunaan behel ternyata ada kaitannya dengan risiko kanker mulut. Kenapa begitu?

Kawat gigi atau yang dikenal dengan behel, merupakan alat yang penggunaanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi gigi.

Biasanya digunakan oleh mereka yang mempunyai masalah gigi berjejal, bengkok, atau gigi yang tidak sejajar.

Bagaimana cara kerja behel?

Dilansir dari WebMD, kawat gigi bekerja dengan memberikan tekanan pada gigi dalam jangka waktu tertentu dan mengakibatkan pergerakan ke arah yang spesifik.

Waktu penggunaan behel masing-masing orang berbeda, karena ini tergantung seberapa besar permasalahan yang terjadi dan pengaruh ruang di dalam mulut.

Selain itu, jarak antara gigi, kondisi kesehatan mulut serta tulang, dan kepatuhan mengikuti instruksi yang diberikan juga memengaruhi.

Rata-rata penggunaan behel berlangsung selama 1 hingga 3 tahun. Setelah dilepas, butuh menggunakan retainer atau penahan selama 6 bulan pertama.

Itu digunakan hanya saat tidur, tapi prosesnya ada yang bisa sampai mencapai bertahun-tahun.

Lantas, apa kaitannya antara penggunaan behel dengan risiko kanker mulut?

Risiko kanker mulut akibat behel

Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Kanker Mulut dan Kanker Lidah!

Kanker mulut akibat behel memang ada kemungkinan bisa terjadi, terutama bila pemasangannya tidak dilakukan dengan tepat.

Sangat disarankan untuk melakukan penggunaan behel hanya di dokter gigi dan bukan di tempat yang lainnya.

Hal ini, dilakukan agar prosedur dan alat yang digunakan sesuai. Karena apabila sembarangan, risiko kanker mulut akibat behel bisa terjadi.

Dokter gigi Drg. F. A. Titis Pamungkas mengatakan, sebelum memasang kawat gigi, dokter akan melakukan fisik terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan rontgen.

Ini agar mengetahui posisi gigi, struktur gigi dan tulang rahang. Kemudian, akan dilakukan pencetakan untuk menganalisis apa yang dibutuhkan oleh pasien.

"Dari analisis fisik, foto rontgen, dan model gigi, baru ditentukan langkah untuk merapikan gigi. Apakah perlu pencabutan atau tidak," jelasnya dikutip dari Kompas.com (20/12/2019).

Itu merupakan prosedur pemasangan behel yang tepat dan biasa dilakukan oleh dokter gigi. Apabila dilakukan di luar dokter gigi, maka tidak ada jaminan alat yang digunakan streril atau tidak, serta dilakukan tanpa observasi.

Padahal, bila hal tersebut yang terjadi, dapat membahayakan pasien dan bahkan berujung pada kanker mulut.

"Bisa radang gusi. Kalau radang gusi dibiarkan, gigi bisa goyah, tanggal, dan jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan yang baik, bisa jadi kanker mulut," jelasnya.

Penggunaan behel aman dilakukan dan bukan faktor utama kanker mulut. Namun, pemasangannya perlu dilakukan secara tepat karena bisa berdampak pada kesehatan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan oleh orang yang memang profesional, agar bisa mendapatkan tujuan yang benar dari pemakaiannya. (*)

Baca Juga: 5 Penyebab Kanker Mulut dan Cara Mencegahnya Sebelum Terlambat