Find Us On Social Media :

Capaian Imunisasi Indonesia Menurun Akibat Covid-19, Orangtua Diimbau Tak Perlu Khawatir Bawa Anak Imunisasi

Orangtua jangan lagi takut bawa anak imunisasi, kenali risiko dan manfaat imunisasi.

GridHEALTH.id – Imunisasi memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kesehatan anak dari beragam banyak jenis penyakit saat ini, karena berperan sebagai pembentukan daya tahan tubuh anak.

Pentingnya imunisasi membuat pemerintah mengadakan program imunisasi wajib untuk menciptakan generasi anak Indonesia yang sehat dan kuat, namun sayangnya dengan adanya pandemi Covid-19, dapat dikatakan imunisasi anak di Indonesia cukup menurun.

Dengan kondisi yang terjadi saat ini, pemerintah mengadakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan imunisasi kejar untuk mencapai target capaian imunisasi. Diharapkan orangtua memiliki kesadaran akan pentingnya imunisasi.

Berikut ini ulasan mengenai manfaat imunisasi bagi anak dan jadwal imunisasi dari pemerintah yang perlu diketahui untuk membawa anak mendapatkan imunisasi.

Manfaat Imunisasi Bagi Anak

Pemberian imunisasi dasar secara lengkap untuk anak menjadi penting karena dengan imunisasi maka anak mendapat beragam manfaat, seperti:

- Menurunkan angka kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

- Menurunkan angka kejadian kecacatan pada anak yang dapat dicegah dengan imunisasi

- Menurunkan angka kejadian kematian akibat penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi

- Mencegah komunitas terkena penyakit menular yang dapat menimbulkan KLB

- Mencegah epidemi pada generasi yang akan datang dan menghemat biaya kesehatan

Baca Juga: Cakupan Imunisasi Rendah Pemicu Polio di Aceh, Pakar Ungkap Alasannya

Risiko Jika Anak Tidak Diimunisasi

Sebaliknya, jika orangtua tidak membawa anak karena alasan khawatir dan takut, berikut ini beberapa risiko yang disebutkan Unicef Indonesia saat anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap, yaitu:

- Anak rentan mengalami sakit berat

- Berisiko bagi keluarga dan lingkungan sekitar hingg menyebabkan wabah

- Penurunan kualitas hidup anak

- Risiko adanya batasan perjalanan dan bersekolah, karena imunisasi seringkali menjadi syarat wajib

- Anak yang rentan sakit karena tidak diimunisasi akan membutuhkan biaya tinggi untuk pengobatan dan perawatan

Capaian Imunisasi Menurun Selama Pandemi Covid-19

Setelah menghadapi pandemi covid-19, pemerintah mengakui adanya penurunan jumlah capaian imunisasi di Indonesia akibat pandemi yang membuat para orangtua khawatir membawa anaknya ke luar rumah.

“Cakupan imunisasi rutin kita memang sangat terdampak, sehingga kita harus melakukan suatu inovasi untuk bisa mengejar agar tidak terjadi perluasan dari KLB atau peningkatan kasus penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi di negara kita,” kata dr. Prima Yosephine, MKM selaku Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes dalam temu media Kemenkes mengenai perkembangan pelaksanaan BIAN 2022 pada Jumat (02/12/2022).

Contohnya seperti di DKI Jakarta, meski fasilitas dan akses pelayanan imunisasinya mudah serta lengkap, ternyata data dari Kemenkes menyebutkan beberapa capaian imunisasi yang masih rendah khususnya pada imunisasi polio, OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Baca Juga: Belajar Dari Kasus KLB Polio di Pidie, Tidak Boleh Ada Lagi Anak Indonesia yang Tidak Diimunisasi Polio, Jangan Takut KIPI!

Ditambah lagi belum lama ini ditemukan kasus polio di Pidie, Aceh yang menyebabkan perlunya kewaspadaan setiap orangtua untuk melindungi anak, sehingga dapat mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular di Indonesia.

Pemerintah Adakan BIAN dan Imunisasi Kejar

Bulan Imunisasi Nasional (BIAN) yang berakhir pada 16 November 2022 lalu termasuk masuk dalam imunisasi tambahan dengan tujuan mengejar kesenjangan capaian imunisasi saat adanya pandemi Covid-19.

Kegiatan BIAN berisi pemberian imunisasi campak dan rubella di seluruh Provinsi, kecuali Bali dan DI. Yogyakarta, serta imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib sebagai imunisasi kejar untuk seluruh anak Indonesia yang tidak atau belum melengkapinya.

BIAN tahap satu sudah diadakan mulai bulan Mei 2022 dan dilanjutkan dengan BIAN tahap dua dimulai sejak Agustus 2022.

Meski sudah ditutup untuk BIAN 2022, namun dr. Prima menyebutkan bahwa setiap provinsi dapat melanjutkan imunisasi kejar Polio dan imunisasi kejar DPT-HB-Hib dan Campak Rubela hingga akhir Desember 2022.

Selain itu, dr. Prima Yosephine, MKM selaku Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes juga menyebutkan tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan untuk memberikan anak imunisasi.

“Pastikan anaknya kondisi umumnya baik, jadi artinya tidak sedang sakit, tentu kalau sakitnya cuma flu-flu biasa tidak masalah tapi kalau anaknya sampai demam tinggi tentu ditunda dulu untuk dibawa (imunisasi), disembuhkan dan ditangani dulu infeksinya,”

“Kemudian tentu sebaiknya kalau anaknya sudah besar itu bisa makan dulu ya, jadi sarapan dulu sebelum datang ke tempat layanan imunisasi,” jelas dr. Prima menjawab pertanyaan  GridHEALTH.id dalam kesempatan yang sama.

Melansir dari Juknis Pelaksanaan BIAN 2022, disebutkan kegiatan BIAN ini dilaksanakan di beragam fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit/klinik TNI dan POLRI, Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat Praktik Mandiri Bidan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Bagi orangtua yang masih bingung atau merasa anaknya tertinggal untuk imunisasi, jangan ragu untuk tanyakan secara langsung pada fasilitas kesehatan terdekat mengenai pemberian imunisasi ini.(*)

Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu! Inilah Beberapa Jenis Imunisasi yang Harus Diberikan Pada Sang Buah Hati, Kenali Efek Setelah Pemberian Vaksin