Find Us On Social Media :

Kesemutan Bukan Hal Biasa, Tapi Sebuah Gejala Penyakit Serius

Kesemutan bisa merupakan gejala stroke ringan.

GridHEALTH.id - Semua orang sepertinya pernah merasakan kesemutan, yang muncuk tanpa basa basi, tiba-tiba tangan, jari, atau kaki kita kesemutan.

Mereka yang mengalami kesemutan tentu tahu rasanya, merasakan sensasi tertusuk-tusuk, terbakar dan mati rasa di bagian tubuh tertentu, seperti ada ratusan semut yang tetiba menggerayangi tubuh.

Kesemutan dalam bahasa medis dikenal dengan nama parestesia, yang pada beberapa kasus harus diwaspadai dan bukan sebuah hal biasa.

Seperti dikatakan oleh Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya Era, Catur Prasetya, penyebab kesemutan bisa timbul karena aktivitas yang terlalu tegang dan dalam waktu lama.

Dan pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh.

Baca Juga: Minum Susu Beruang Dipercaya Bisa Bersihkan Paru-paru, Harus Berapa Banyak?

Walau sering dianggap hal biasa, faktanya kesemutan menurut Catur, jika berlangsung lama atau berulang-ulang dapat menandakan kondisi yang berbahaya.“Kesemutan yang terjadi diiringi gejala lain, perlu diperhatikan. Kesemutan bisa saja menjadi awal gejala penyakit atau sebaliknya, karena penyakit yang diderita,” tutur Catur Jumat (2/09/22), dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya (2/09/2022).

Kesemutan Berbahaya

Catur menjelaskan, jika kesemutan diiringi dengan rasa haus, seringnya intensitas buang air kecil, berat badan turun walaupun banyak makan, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada telapak kaki, segera lakukan pemeriksakan.

Kenapa? Sebab bisa jadi kesemutan tersebut adalah gejala lain komplikasi Diabetes Mellitus alias kencing manis.

Selain itu, kesemutan juga bisa terjadi karena kekurangan kalsium.

Baca Juga: Punya Riwayat Sering Makan Mi Instan dan Begadang, Seorang Mahasiswa Meninggal Mendadak Di Kamar Kosnya

Ingat, kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf.

Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, tetapi mungkin juga menandakan masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan Hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).

Efek samping dari cidera yang pernah dialami pun bisa sebabkan kesemutan yang harus diwaspadai.

Ketahuilah, kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan atau cedera pada tulang belakang.

Cara mengatasi kesemutannya adalah dengan konsultasi ke rumah sakit untuk mencari penyebabnya dan dilakukan fisioterapi.

Baca Juga: Nyeri pada Tungkai Kaki Ciri Seseorang Mengalami Kolesterol Tinggi

Tak hanya itu, kesemutan pun bisa terjadi karena Rheumatoid Arthritis (Rematik).

Menurut Merck Medical Library, Rheumatoid Arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tekanan dan pembengkakan yang akan memicu kesemutan di kaki.

Jika mengalami kesemutan seperti disebutkan di atas, “Usahakan agar kaki tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi,” ingat Catur.

Oh, iya, kesemutan pun bisa saja sebuah indikasi penyakit jantung, lo.

Kesemutan Gejala Stroke Ringan

Bahkan kesemutan bisa terjadi karena ada darah yang membeku dan menempel sehingga terbawa aliran darah ke otak.

Baca Juga: Waspada Komplikasi Vertigo yang Seringkali Diabaikan Penderitanya

Jika bekuan darah tersebut menyerang daerah sistem saraf sensorik, maka akan terjadi kesemutan pada beberapa bagian tubuh atau sebelah.

Namun jika yang terserang adalah daerah sistem motorik, maka cenderung akan terjadi kelumpuhan.

Jadi kesemutan bisa sebagai sebuah gejala stroke ringan.

Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat.

Gejala lain yang muncul, rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.

Baca Juga: Masalah Sejuta Umat, 9 Penyebab Rambut Rontok dan 5 Cara Mengatasinya

Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam.

Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.Karenanya penting mewaspadai kesemutan, juga menghindarinya dengan melakukan pola hidup sehat.

Tak hanya itu, perbanyak konsumsi vitamin B kompleks pun penting.

Sebab untuk metabolisme tubuh yang memelihara fungsi saraf.(*)

Baca Juga: Siapa Saja Bisa Mengalami Aritmia Mendadak, Putri Sulung Raja Thailand Sampai Tidak Sadarkan Diri